10 Cara Menumbuhkan Cinta kepada Allah

Ada sepuluh sebab di antara sekian banyak sebab menumbuhkan cinta kepada Allah:

 

1. Membaca Alquran dengan mentadabburi dan berusaha memahaminya.

2. Mendekat/taqarrub kepada Allah dengan mengerjakan amalan sunnah setelah menunaikankan yang wajib.

3. Terus menerus mengingat-Nya dalam seluruh keadaan, baik dengan lisan, hati, maupun amalan.

4. Mengutamakan apa yang dicintai Allah daripada apa yang dicintai oleh jiwanya.

5. Hati berusaha menelaah nama nama dan sifat-Nya.

6. Mempersaksikan kebaikan-Nya serta nikmat-Nya yang lahir dan batin.

7. Benar-benar hati itu luluh lantak di hadapan-Nya.

8. Memanfaatkan waktu turunnya Allah untuk bermunajat kepada-Nya dengan membaca Alquran, serta ditutup dengan istighfar.

9. Duduk bermajelis dengan orang-orang soleh yang mencintai Allah, mengambil buah dari ucapan mereka yang baik, selain itu ia tidak berbicara melainkan dipastikan ada kemaslahatannya.

10. Menjahui segala sebab yang dapat memiskan hati dengan Allah.

 

(Rujukan kitab Fathul Majid hal 292-293)

Ya Allah, jadikanlah kami hamba yang benar cintanya kepada Mu

 

Baca juga: Hukum Barang Temuan

Tanda-Tanda Meninggal Husnul khatimah (Bagian 1)

Siapa pula diantara kita yang tidak ingin bahagia dunia dan akhirat. Siapa pula diantara kita yang tidak ingin wafat dalam keadaan husnul Khatimah. Siapa pula diantara kita yang tidak ingin masuk surga Allah ta’la.

Dan tentunya sebelum menemui alam akhirat, kita akan bertemu dengan ajal yaitu kematian.

Allah ta’la berfirman :

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. (Qs.Al Imran : 185)

Dan kematian seseorang itu berbeda- beda kondisinya, berikut ini ada beberapa kondisi kematian seseorang, yang merupakan termasuk tanda-tanda husnul khatimah.

Husnul Khatimah adalah menutup kehidupan dengan kematian yang baik, nabi kita ﷺ telah menjelaskan dalam beberapa riwayat memberikan penjelasan tentang seseorang mengakhiri hidup dengan kematian yang baik, diantaranya :

1. Mengucapkan kalimat syahadat.

Nabi ﷺ bersabda:

من كان آخر كلامه لا إله إلا الله دخل الجنة

“Barang siapa yang akhir ucapannya “Tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah” niscaya dia masuk surga.” (HR.Hakim, Syaikh Al Al Bani berkata sanadnya hasan, lihat Ahkamul Janaiz hlm 48)

Dalam riwayat lain di sebutkan, dari Mu’adz bin Jabal dia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda :

 مَا مِنْ نَفْسٍ تَمُوتُ تَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنِّي رَسُولُ الله ،صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْجِعُ ذَلِكَ إِلَى قَلْبِ مُوقِنٍ إِلَّا غَفَرَ اللَّهُ لَهَا

“Tidaklah jiwa yang meninggal dunia dengan bersaksi bahwa tidak ada ilah (yang berhak disembah dengan benar) selain Allah dan saya adalah utusan Allah, serta ucapannya itu muncul dari hati yang yakin, melainkan Allah akan mengampuninya.”(HR.Ibnu Majah 3796 dan Ahmad 20993, di shahihkan oleh syaikh al Al Bani dalam Shahihah 2278)

2. Mengeluarkan Keringat di Dahi.

Dari Qatadah dari Ibnu Buraidah dari ayahnya, Bahwa ia berada di Khurasan, ia menjenguk saudaranya yang sakit, ia menemuinya tengah sekarat dan dahinya berkeringat, ia berkata: Allaahu Akbar, aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:

مَوْتُ الْمُؤْمِنِ بِعَرَقِ الْجَبِينِ

“Orang mu`min meninggal dunia dengan (mengeluarkan) keringat didahinya.” (HR.Ahmad 5/357,360 ,An Nasâi 1/259 dan yang lainnya).

3. Meninggal Pada Hari Jum’at atau malam jum’at.

Dari Abdullah bin ‘Amr berkata; Rasulullah ﷺ bersabda :

َ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلَّا وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ

“Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at, kecuali Allah akan menjaganya dari fitnah kubur.” (HR.Ahmad 6294 ,Tirmidzi 1074)

4. Meninggal Karena Tenggelam.

5. Meninggal karena Terkena wabah Tha’un.

6. Meninggal karena Sakit Perut.

7. Meninggal karena tertimpa reruntuhan.

8. Meninggal Syahid di jalan Allah.

Rasulullah ﷺ bersabda:

الشهداء خمسة : المطعون، والمبطون، والغرق، وصاحب الهدم والشهيد في سبيل الله

“Syuhada itu ada lima : orang yang meninggal karena terkena wabah Ta’un, karena Sakit Perut, karena tenggelam, tertimpa reruntuhan, dan syahid fi syahid di jalan Allah” ( HR. Bukhari no.2829 dan Muslim 1914).

Semoga Allah Mewafatkan kita dalam keadaan Husnul Khatimah. آمين

Abu Yusuf Dzulfadhli Munawar, Lc

Referensi: Ahkamul Janaiz Oleh Syaikh Muhammad Nasaruddin al Abani rahimahullah.cet.Maktabah Ma’arif Riyadh.

Inilah 10 Faidah Terjadinya Peristiwa Gerhana Matahari Dan Bulan

1. Allah Menunjukkan kekuasaan-Nya kepada hamba-hamba-Nya agar mereka mau berfikir dan takut kepada-Nya.

Dari Abu Musa radhiallahu ‘anhu ia berkata;

خَسَفَتْ الشَّمْسُ فِي زَمَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَامَ فَزِعًا يَخْشَى أَنْ تَكُونَ السَّاعَةُ حَتَّى أَتَى الْمَسْجِدَ فَقَامَ يُصَلِّي

“Pada zaman Nabi ﷺ pernah terjadi gerhana matahari, beliau terkejut dan bergegas berdiri karena takut kalau-kalau akan terjadi kiamat. Sampai beliau masuk ke masjid dan melaksanakan shalat dengan berdiri.” (HR.Bukhari 1059 dan Muslim 912)

2. Matahari dan bulan merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah.

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوا حَتَّى يَنْجَلِيَ

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan ia tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana keduanya, maka berdo’alah kepada Allah dan dirikan shalat hingga (matahari) kembali nampak.” (HR.Bukhari,1060 Muslim 901)

3.Shalat gerhana berbeda dengan shalat lainnya dengan tambahan ruku’ dan melamakan dalam Pelaksanaan shalatnya.

Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha  bahwasanya dia berkata,

“Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah ﷺ  ‘. Rasulullah ﷺ  lalu mendirikan shalat bersama orang banyak. Rasulullah ﷺ lalu mendirikan shalat bersama orang banyak. Beliau berdiri dalam shalatnya dengan memanjangkan lama berdirinya, kemudian rukuk dengan memanjangkan rukuknya, kemudian berdiri dengan memanjangkan lama berdirinya, namun tidak selama yang pertama. Kemudian beliau rukuk dan memanjangkan lama rukuknya, namun tidak selama rukuknya yang pertama. Kemudian beliau sujud dengan memanjangkan lama sujudnya, beliau kemudian mengerjakan rakaat kedua seperti pada rakaat yang pertama.” ( HR. Bukhari 1044)

4. Mengingatkan Kita agar segera Beramal.

Nabi ﷺ ketika melihat Gerhana bulan atau matahari beliaupun bergegas ke Masjid untuk melaksanakan shalat khusuf.

Dari Abu Musa radhiallahu ‘anhu ia berkata;

خَسَفَتْ الشَّمْسُ فِي زَمَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَامَ فَزِعًا يَخْشَى أَنْ تَكُونَ السَّاعَةُ حَتَّى أَتَى الْمَسْجِدَ فَقَامَ يُصَلِّي بِأَطْوَلِ قِيَامٍ وَرُكُوعٍ وَسُجُودٍ مَا رَأَيْتُهُ يَفْعَلُهُ فِي صَلَاةٍ قَطُّ

“Pada zaman Nabi ﷺ  ‘ pernah terjadi gerhana matahari, beliau terkejut dan bergegas berdiri karena takut kalau-kalau akan terjadi kiamat. Sampai beliau masuk ke masjid dan melaksanakan shalat dengan berdiri, ruku dan sujud yang panjang sekali, aku belum pernah melihat beliau memanjangkan bacaan sedemikian lama sebelumnya.” (HR.Bukhari 1059 dan Muslim 912)

5.Ketika Melihat Gerhana, dianjurkan mengerjakan amal shalih seperti Sholat, berdo’a, bertakbir dan bersedekah.

Sebagaimana dalam riwayat :

Nabi ﷺ bersabda :

ِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا

“Jika kalian melihat gerhana, maka banyaklah berdoa kepada Allah, bertakbirlah, dirikan shalat dan bersedekahlah.” (HR.Bukhari 1044)

6. Ketika terjadi gerhana hendaknya Menghadirkan perasan takut akan terjadi hari kiamat.

Dari Abu Musa radhiallahu ‘anhu ia berkata;

خَسَفَتْ الشَّمْسُ فِي زَمَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَامَ فَزِعًا يَخْشَى أَنْ تَكُونَ السَّاعَةُ حَتَّى أَتَى الْمَسْجِدَ فَقَامَ يُصَلِّي بِأَطْوَلِ قِيَامٍ وَرُكُوعٍ وَسُجُودٍ مَا رَأَيْتُهُ يَفْعَلُهُ فِي صَلَاةٍ قَطُّ

“Pada zaman Nabi ﷺ  ‘ pernah terjadi gerhana matahari, beliau terkejut dan bergegas berdiri karena takut kalau-kalau akan terjadi kiamat. Sampai beliau masuk ke masjid dan melaksanakan shalat dengan berdiri, ruku dan sujud yang panjang sekali, aku belum pernah melihat beliau memanjangkan bacaan sedemikian lama sebelumnya.” (HR.Bukhari 1059 dan Muslim 912)

7. Gerhana bulan dan Matahari dilakukan dengan cara melihat ( Ru’ya) bukan Hisab ( perhitungan).

Berkata syaikh bin baz rahimahullah, ketika di tanya tentang apakah shalat khusuf melalui ru’yah apa hisab.

فأقول: قد صحت الأحاديث عن رسول الله صلى الله عليه وسلم بالأمر بصلاة الكسوف والذكر والدعاء عندما يرى المسلمون كسوف الشمس أو القمر فقال صلى الله عليه وسلم: “إن الشمس والقمر آيتان من آيات الله لا ينكسفان لموت أحد ولا لحياته ولكن الله يرسلهما يخوف بهما عباده، فإذا رأيتم ذلك فصلوا وادعوا حتى ينكشف ما بكم” وفي لفظ آخر: “فإذا رأيتم ذلك فافزعوا إلى ذكر الله ودعائه واستغفاره”، فعلَّق صلى الله عليه وسلم الأمر بالصلاة والدعاء والذكر والاستغفار برؤية الكسوف لا بخبر الحسابين. فالواجب على المسلمين جميعاً التمسك بالسنة والعمل بها والحذر من كل ما يخالفها….

Saya katakan: Sungguh benar hadist Rasulullah memerintahkan shalat khusuf, berdzikir dan berdo’a ketika kaum muslimin melihat Gerhana matahari atau Gerhana Bulan.

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوا حَتَّى يَنْجَلِيَ

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan ia tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana keduanya, maka berdo’alah kepada Allah dan dirikan shalat hingga (matahari) kembali nampak.”( HR.Bukhari,1060 Muslim 901) dalam riwayat lain “Maka jika kalian melihat gerhana keduanya, hendaklah kalian segera mengingat Allah Azza Wa Jalla ,berdo’a kepadanya dan memohon ampun.”

Nabi mengaitkan perintah shalat ,doa ,dzikir dan istighfar dengan ru’yah (melihat) gerhana bukan kabar dari ahli hisab (falak).

Maka wajib bagi seluruh kaum muslimin berpegang teguh dengan sunnah dan beramal dengannya dan berhati-hati untuk tidak menyelisihnya…(sumber : رابط المادة: http://iswy.co/e3jph)

Hal ini berdasarkan sabda Nabi ﷺ ،

فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا

“Jika kalian melihat gerhana, maka banyaklah berdoa kepada Allah, bertakbirlah, dirikan shalat dan bersedekahlah.” (HR.Bukhari 1044)

8. Matahari dan Bulan tunduk atas perintah Allah ta’la.

Allah ta’la berfirman :

إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ ۗ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. (Qs.Al A’raf : 54)

9. Mengingat Akhirat.

Fenomena gerhana adalah suatu kejadian yang luarbiasa, dan merupakan tanda-tanda kekuasan Allah ta’la, karena Matahari dan Bulan tunduk dengan perintah-Nya. Kalau Allah mampu melakukan hal tersebut di dunia, apakah mustahil Allah melakukan lebih dahsyat lagi dari itu di akhirat?

10. Ketika terjadi Gerhana Berdo’alah dengan menghadirkan Mahabbah, Khauf dan Raja’.

Mahabbah yaitu cinta, ketika berdo’a hadirkan cinta, bahwa kita mencintai Allah ta’la dengan meminta kepada-Nya.

Khauf yaitu (perasaan) Takut.
ketika berdo’a hendaknya hadirkan Khauf, bahwa kita takut kepada Allah ta’la dari murka-Nya dan Azab-Nya.

Raja’ yaitu Pengharapan.
ketika berdo’a hendaknya hadirkan Raja’, bahwa kita berharap kepada Allah ta’la agar Dia mengampuni dosa-dosa kita dan menerima taubat kita serta menjauhkan kita dari siksa-Nya.

Allahu ‘alam

Oleh
Ust.Abu Yusuf Dzulfadhli M,BA.

Sudah Benarkah Niat Kita Dalam Beribadah Kepada Allah?

Pilar Yang Paling Utama Dalam Beramal Adalah Niat

Niat adalah pilar yang paling penting dalam beramal, maka hendaknya seorang muslim menghadirkan niat yg benar ketika ia beribadah kepada Allah ta’la.

Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah :

ينبغي أن يستحضر النية : أي نية الإخلاص في جميع العبادات ، فينوي مثلا الوضوء و أنه توضأ لله، و أنه توضأ امتثالا لأمر الله.فهذه ثلاة أسياء :
١.نية العبادة
٢.نية أن تكون لله
٣.ونية أنه قام بها امتثالا لأمر الله.

“Seseorang hendaknya menghadirkan Niat, yaitu niat Ikhlas dalam semua ibadah, misalnya seseorang berniat wudhu, maka ia hendaknya ia niatkan karena Allah ta’la,dan ia berwudhu dalam rangka mengerjakan Perintah Allah, maka inilah tiga bentuk niat (yang harus di hadirkan):

  1. Niat Ibadah
  2. Niat Karena Allah ta’la
  3. Niat bahwa (amalan) yang dikerjakan merupakan Perintah Allah ta’la.

هذا أكمل الشيء في النية

“Inilah suatu yang paling sempurna di dalam berniat.”
(Syarah Riyadhus Shalihin 1/14 cet.Daarul Ilmiyah)

Baca Juga: Apa Saja Keutamaan-Keutamaan Dari Ibadah Umrah?

Berkata Ya’kub:

المخلص من يكتم حسنته كما يكتم سيئاته

“Orang yang ikhlas adalah orang yang menyembunyikan kebaikan-kebaikannya sebagaimana ia menyembunyikan keburukan- keburukannya.”
(Tazkiyautun Nufus, Syaikh Ahmad Farid hlm.10 cet.Daarul Aqidah Lit Thurats)

Berkata Fudail bin Iyadh rahimahullah:

ترك العمل من أجل الناس رياء ، والعمل من أجل الناس شرك، الإخلاص : أن يعافيك الله منهما

“Meninggalkan amal karena manusia Riya’ beramal karena manusia Syirik, adapun Ikhlash Allah menjagamu dari keduanya.”
(Al Kabair karya Imam adz- Zhahaby, hlm 16, cet.Daarul ilmiyah)

Berkata Abdullah bin Mubarak rahimahullah:

ربَّ عملٍ صغير تعظمه النية، رب عمل كبير تصغره النية

“Berapa banyak amalan kecil menjadi besar karena niat, dan berapa banyak amalan besar menjadi kecil karena niat.”

Dari Yahya bin Abi Katsir :

تعلموا النية؛ فإنها أبلغ من العمل

“Pelajarilah niat,karena sesungguh ia sangat berpengaruh terhadap amal”
(Tazkiyautun Nufus, Syaikh Ahmad Farid hlm.11 cet.Daarul Aqidah Lit Thurats)

Semoga Allah subhanahu wa ta’la menjaga niat ikhlas kita dalam setiap amal yang kita kerjakan. آمين

الله أعلم بالصواب

Ust.Abu Yusuf Dzulfadhli M,BA.

Baca Juga: 2 akan kembali, Hanya 1 yang tetap setia mendampingi