Seputar Qiyamul Lail Di 10 Malam Terakhir Ramadhan

بسم الله

.والحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن والاه ولا حول ولا قوة إلا بالله. أما بعد:

Anjuran Qiyamul Lail di Malam Ramadhan

Kita umat Islam dimotivasi untuk menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan sholat Qiyamul Lail.

Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:

« ﻣﻦ ﻗﺎﻡ ﺭﻣﻀﺎﻥ ﺇﻳﻤﺎﻧﺎ ﻭاﺣﺘﺴﺎﺑﺎ ﻏﻔﺮ ﻟﻪ ﻣﺎ ﺗﻘﺪﻡ ﻣﻦ ﺫﻧﺒﻪ »

 متفق عليه ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ. (ﺻﺤﻴﺢ) اﻧﻈﺮ ﺣﺪﻳﺚ ﺭﻗﻢ: 6440 ﻓﻲ ﺻﺤﻴﺢ اﻟﺠﺎﻣﻊ

Siapa saja yang berdiri (sholat malam di bulan) Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, maka diampuni baginya apa saja yang telah berlalu dari dosa-dosanya” –  (HR. Bukhori – Muslim)

Dan kita dimotivasi untuk melakukannya dengan cara berjama’ah.

Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda :

«ﺇﻧﻪ ﻣﻦ ﻗﺎﻡ ﻣﻊ اﻹﻣﺎﻡ ﺣﺘﻰ ﻳﻨﺼﺮﻑ ﻛﺘﺐ ﻟﻪ ﻗﻴﺎﻡ ﻟﻴﻠﺔ»

رواه الترمذي وابن ماجه ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﺫﺭ. (ﺻﺤﻴﺢ) اﻧﻈﺮ ﺣﺪﻳﺚ ﺭﻗﻢ: 2417 ﻓﻲ ﺻﺤﻴﺢ اﻟﺠﺎﻣﻊ

Sesungguhnya siapa saja yang berdiri (sholat malam Ramadhan) bersama imam hingga ia (imam) selesai, maka dicatat baginya berdiri (sholat) semalam (penuh).” – (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

 

Semakin Ditekankan di 10 Malam Terakhir

Demikian pula kita dimotifasi untuk menghidupkan 10 malam terakhir dari bulan Ramadhan agar berpeluang mendapatkan malam Lailatul Qodar dalam kondisi beramal Sholeh yang kebaikannya lebih baik dari 1000 bulan.

Allah Ta’ala berfirman:

{لَيْلَةُ الْقَدْرِ   ۙ  خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍ }

Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.” – (QS. Al-Qadr 97: Ayat 3)

Berikut dalil tentang motivasi tersebut.

Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda :

«اﻃﻠﺒﻮا ﻟﻴﻠﺔ اﻟﻘﺪﺭ ﻓﻲ اﻟﻌﺸﺮ اﻷﻭاﺧﺮ ﻣﻦ ﺭﻣﻀﺎﻥ»

رواه الطبراني ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ.(ﺻﺤﻴﺢ) اﻧﻈﺮ ﺣﺪﻳﺚ ﺭﻗﻢ: 1029 ﻓﻲ ﺻﺤﻴﺢ اﻟﺠﺎﻣﻊ

Carilah Lailatul Qodar di 10 Terakhir dari bulan Ramadhan.” – (HR. Thobroniy)

Dan dianjurkan untuk lebih giat mencarinya di malam-malam ganjil dari 10 Terakhir bulan Ramadhan.

Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:

«اﻟﺘﻤﺴﻮا ﻟﻴﻠﺔ اﻟﻘﺪﺭ ﻓﻲ اﻟﻌﺸﺮ اﻷﻭاﺧﺮ ﻣﻦ ﺭﻣﻀﺎﻥ ﻓﻲ ﻭﺗﺮ ﻓﺈﻧﻲ ﻗﺪ ﺭﺃﻳﺘﻬﺎ ﻓﻨﺴﻴﺘﻬﺎ»

رواه أحمد و الطبراني  ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ ﺑﻦ ﺳﻤﺮﺓ.  (ﺻﺤﻴﺢ) اﻧﻈﺮ ﺣﺪﻳﺚ ﺭﻗﻢ: 1239 ﻓﻲ ﺻﺤﻴﺢ اﻟﺠﺎﻣﻊ

Carilah Lailatul Qodar di 10 Terakhir bulan dari Ramadhan di malam ganjil. Karena sesungguhnya aku telah melihatnya namun aku lupa.” – (HR. Ahmad dan Thobroniy)

Motivasi ini berlaku umum bagi semua kaum muslimin.

 

Bagi Wanita Tetap Boleh Ikut Berjamaah Shalat Seputar Qiyamul Lail di Masjid

Adapun bagi wanita maka tidak boleh mereka dilarang untuk melakukan sholat malam Ramadhan secara berjama’ah di Mesjid.
Secara umum Nabi صلى الله عليه وسلم melarang siapa saja yang menghalangi wanita yang datang ke mesjid untuk memakmurkannya. Beliau bersabda :

« ﻻ ﺗﻤﻨﻌﻮا ﺇﻣﺎء اﻟﻠﻪ ﻣﺴﺎﺟﺪ اﻟﻠﻪ ﻭﻟﻜﻦ ﻟﻴﺨﺮﺟﻦ ﻭﻫﻦ ﺗﻔﻼﺕ »

رواه أحمد وأبو داود ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ. (ﺻﺤﻴﺢ) اﻧﻈﺮ ﺣﺪﻳﺚ ﺭﻗﻢ: 7457 ﻓﻲ ﺻﺤﻴﺢ اﻟﺠﺎﻣﻊ

Janganlah kalian melarang hamba-hamba wanita Allah dari mesjid – mesjid Allah. Akan tetapi hendaklah mereka (para wanita) keluar dalam kondisi tidak berhias/ berwangi-wangian.” – (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

Secara khusus adalah sholat. Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda :

«ﻻ ﺗﻤﻨﻌﻮا ﺇﻣﺎء اﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﻳﺼﻠﻴﻦ ﻓﻲ اﻟﻤﺴﺠﺪ »

رواه ابن ماجه ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﻤﺮ. (ﺻﺤﻴﺢ) اﻧﻈﺮ ﺣﺪﻳﺚ ﺭﻗﻢ: 7455 ﻓﻲ ﺻﺤﻴﺢ اﻟﺠﺎﻣﻊ

Janganlah kalian melarang hamba-hamba wanita Allah untuk sholat di mesjid.” – (HR. Ibnu Majah)

 

Akan Tetapi, Wanita Lebih Utama Shalat di Rumah

Hanya saja yang lebih utama bagi para wanita adalah sholat di rumah – rumah mereka.

 ﻋﻦ عمة عبد الله ﺃﻡ ﺣﻤﻴﺪ اﻣﺮﺃﺓ ﺃﺑﻲ ﺣﻤﻴﺪ اﻟﺴﺎﻋﺪﻱ، ﺃﻧﻬﺎ ﺟﺎءﺕ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻘﺎﻟﺖ: ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ، ﺇﻧﻲ ﺃﺣﺐ اﻟﺼﻼﺓ ﻣﻌﻚ، ﻗﺎﻝ: «ﻗﺪ ﻋﻠﻤﺖ ﺃﻧﻚ ﺗﺤﺒﻴﻦ اﻟﺼﻼﺓ ﻣﻌﻲ، ﻭﺻﻼﺗﻚ ﻓﻲ ﺑﻴﺘﻚ ﺧﻴﺮ ﻟﻚ ﻣﻦ ﺻﻼﺗﻚ ﻓﻲ ﺣﺠﺮﺗﻚ، ﻭﺻﻼﺗﻚ ﻓﻲ ﺣﺠﺮﺗﻚ ﺧﻴﺮ ﻣﻦ ﺻﻼﺗﻚ ﻓﻲ ﺩاﺭﻙ، ﻭﺻﻼﺗﻚ ﻓﻲ ﺩاﺭﻙ ﺧﻴﺮ ﻟﻚ ﻣﻦ ﺻﻼﺗﻚ ﻓﻲ ﻣﺴﺠﺪ ﻗﻮﻣﻚ، ﻭﺻﻼﺗﻚ ﻓﻲ ﻣﺴﺠﺪ ﻗﻮﻣﻚ ﺧﻴﺮ ﻟﻚ ﻣﻦ ﺻﻼﺗﻚ ﻓﻲ ﻣﺴﺠﺪﻱ » ﻗﺎﻝ: ﻓﺄﻣﺮﺕ ﻓﺒﻨﻲ ﻟﻬﺎ ﻣﺴﺠﺪ ﻓﻲ ﺃﻗﺼﻰ ﺷﻲء ﻣﻦ ﺑﻴﺘﻬﺎ ﻭﺃﻇﻠﻤﻪ، ﻓﻜﺎﻧﺖ ﺗﺼﻠﻲ ﻓﻴﻪ ﺣﺘﻰ ﻟﻘﻴﺖ اﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ»

رواه أحمد

Dari bibi Abdullah yaitu Ummu Humaid istri dari Abu Humaid As- Sai’idiy رضي الله عنهما bahwa ia pernah mendatangi Nabi صلى الله عليه وسلم lalu berkata, “Wahai Rosulullah! Sungguh saya suka sholat bersama dengan Anda.”
Beliau bersabda: Sungguh saya tahu bahwa engkau suka sholat bersama saya. Namun sholatmu di dalam rumahmu lebih baik bagimu dari sholatmu di ruanganmu (yang lebih lebar dari rumahmu). Dan sholatmu di ruanganmu (yang lebih lebar) lebih baik bagimu dari sholatmu di rumah indukmu. Sholatmu di rumah indukmu lebih bagimu dari sholatmu di Mesjid kaummu dan sholatmu di Mesjid kaummu lebih baik bagimu dari sholatmu di Mesjidku.” – (HR. Ahmad).

Kita tahu bahwa sholat di mesjid Nabi صلى الله عليه وسلم itu lebih baik dari sholat 1000 kali di Mesjid lain selain Masjidil Haram.

Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda :

 «ﺻﻼﺓ ﻓﻲ ﻣﺴﺠﺪﻱ ﻫﺬا ﺧﻴﺮ ﻣﻦ ﺃﻟﻒ ﺻﻼﺓ ﻓﻴﻤﺎ ﺳﻮاﻩ ﺇﻻ اﻟﻤﺴﺠﺪ اﻟﺤﺮاﻡ»

متفق عليه

Satu kali sholat di mesjidku ini lebih dari 1000x sholat di mesjid lain kecuali Masjidil Haram.” – (HR. Bukhori – Muslim)

Ini menunjukkan bahwa seorang wanita semakin tersembunyi tempat sholatnya semakin lebih baik bagi dirinya. Tentu juga lebih besar pahalanya.

Hanya saja tetap dianjurkan baginya untuk berjama’ah ketika hendak melakukan sholat Qiyamul Lail di rumahnya. Bisa jadi bersama suaminya sepulang dari sholat berjamaah di Mesjid. Bisa jadi bersama wanita lainnya di rumahnya, baik itu saudarinya, putrinya, ibunya maupun ‘madu’ nya. Agar mendapat pahala berjama’ah.

والله تعالى أعلم بالصواب.

Umroh Untuk Diri Sendiri Dahulu Atau Orang Tua?

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Ustadz, kita tahu mencintai orang tua adalah kewajiban kita setelah allah dan rasul nya, bagaimana jika ana mengumrohkan ibu ana, karena sebagai tanda bakti kepada mereka, padahal ada hadist yg menyebut kan agar kita haji dulu baru orang tua, Itu bagaimana ustadz?

بسم اللهوالصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن والاه.أما بعد:

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته.

Jika tidak memiliki kelapangan dana untuk berangkat haji kecuali hanya untuk satu orang maka dahulukan diri sendiri. Karena setiap pribadi kita diperintahkan untuk melakukan ketaatan terlebih dahulu, tanpa menunggu orang lain, termasuk orang tua.

Allah berfirman:

{ فاستبقوا الخيرات} البقرة :١٤٨

“Maka berlombalah kalian melakukan kebaikan.” (QS. Al-Baqoroh:148).

Bila seorang anak melakukan kebaikan dan ketaatan maka orang tua akan mendapatkan pahala secara otomatis dari sang anak. Karena anak adalah hasil usaha orang tua.

Allah Ta’ala berfirman:

{وَاَنْ لَّيْسَ لِلْاِنْسَانِ اِلَّا مَا سَعٰى }

“Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya.” (QS. An-Najm 53: Ayat 39).

Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:

« ..ﺇﻥ ﺃﻭﻻﺩﻛﻢ ﻣﻦ ﺃﻃﻴﺐ ﻛﺴﺒﻜﻢ..»ﺭﻭاﻩ ﺃﺑﻮ ﺩاﻭﺩ ﻭاﺑﻦ ﻣﺎﺟﺔ

“Sesungguhnya anak-anak kalian termasuk hasil usaha terbaik kalian.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).

والله تعالى أعلم

Bolehkah Menggantikan Kewajiban Shalat Orang Tua Yang Sedang Koma

Menggantikan kewajiban shalat orang tua

Ibu saya sakit dan sedang koma, Apakah saya sebagai anak bisa menggantikan shalatnya yang tertinggal dengan menggantikannya shalat. Misalnya, pada waktu dhuhur, saya shalat dhuhur dulu untuk diri saya sendiri, kemudian saya shalat dhuhur lagi yang kedua untuk ibu saya yang sakit dengan niat pahalanya untuk ibu saya agar lekas sembuh, demikian juga untuk shalat fardhu dan shalat sunnah lainnya.

Pertanyaan saya ustadz, apakah hal itu bisa dilakukan atau malah melanggar sunnah? Syukron atas jawabannya.

Jawaban:

Sholat 5 Waktu Ibadah Wajib

Sholat 5 waktu adalah ibadah wajib yang khusus diwajibkan atas setiap individu hamba yang kewajibannya dilakukan di waktu-waktu tertentu dengan tata cara tertentu dan sesuai dengan kemampuan dan kondisi individu tersebut kecuali saat tidak lagi ada akal dan nyawanya. Bila tak mampu berdiri, maka duduk. Jika tak bisa duduk maka berbaring. Apabila tak mampu mambaca, maka dengan isyarat.

Kewajiban Shalat 5 Waktu Dapat Tertunda Bila Ada Udzur Syari

Bila ada penghalang syar’i dalam pelaksanaannya, maka kewajibannya tertunda sampai hilang dan berlalu penghalangnya tersebut. Sehingga ibadah sholat ini menjadi ibadah yang tak bisa dibadalkan/digantikan pelaksanaannya oleh orang lain dan dengan sesuatu yang lain.

ﻋﻦ ﺃﻧﺲ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: «ﻣﻦ ﻧﺴﻲ ﺻﻼﺓ ﺃﻭ ﻧﺎﻡ ﻋﻨﻬﺎ ﻓﻜﻔﺎﺭﺗﻪ ﺃﻥ ﻳﺼﻠﻴﻬﺎ ﺇﺫا ﺫﻛﺮﻫﺎ» . ﻭﻓﻲ ﺭﻭاﻳﺔ: «ﻻ ﻛﻔﺎﺭﺓ ﻟﻬﺎ ﺇﻻ ﺫﻟﻚ» رواه البخاري ومسلم.

“Dari Anas ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ berkata, Rosulullah ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ bersabda : “Siapa saja yang lupa sholat atau ketiduran darinya, maka tebusannya adalah ia sholat tatkala ia ingat.” Dalam riwayat lain: “Tidak ada tebusan baginya kecuali hal itu.”

(HR. Bukhori dan Muslim).

Kesimpulan

Kewajiban sholat orang tua tersebut tertunda sampai siuman. Dan tidak bisa digantikan oleh orang lain termasuk anak sendiri. Adapun semua amalan anak akan sampai pahalanya ke orang tuanya walau tanpa diniatkan, karena anak adalah hasil usaha orang tuanya sekaligus aset bagi keduanya.

Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:

«ﺇﺫا ﻣﺎﺕ اﻹﻧﺴﺎﻥ اﻧﻘﻄﻊ ﻋﻨﻪ ﻋﻤﻠﻪ ﺇﻻ ﻣﻦ ﺛﻼﺛﺔ: ﺇﻻ ﻣﻦ ﺻﺪﻗﺔ ﺟﺎﺭﻳﺔ، ﺃﻭ ﻋﻠﻢ ﻳﻨﺘﻔﻊ ﺑﻪ، ﺃﻭ ﻭﻟﺪ ﺻﺎﻟﺢ ﻳﺪﻋﻮ ﻟﻪ» رواه مسلم

“Apabila telah wafat manusia, maka terputuslah amalnya kecuali dari 3 jalur; kecuali dari sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak Sholih yang mendoakan kebaikan untuknya.” (HR. Muslim)

Namun tidak menggugurkan kewajiban orang tua tersebut walau dapat transfer pahala dari anak.
Adapun untuk kesembuhan orang tua bukan dengan menggantikan kewajiban sholatnya, bisa diupayakan dengan cara berikut:

– Mendoakannya di waktu – waktu mustajab.

– Bertawassul kepada Allah dengan amal-amal sholih, seperti setelah melakukan amal Sholeh seperti puasa, atau sholat atau bersedekah dll lalu minta kepada Allah agar disembuhkan segera kedua orang tua.

Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:

«ﺩاﻭﻭا ﻣﺮﺿﺎﻛﻢ ﺑﺎﻟﺼﺪﻗﺔ »

(ﺃﺑﻮ اﻟﺸﻴﺦ ﻓﻲ اﻟﺜﻮاﺏ) ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﺃﻣﺎﻣﺔ. (ﺣﺴﻦ) اﻧﻈﺮ ﺣﺪﻳﺚ ﺭﻗﻢ: 3358 ﻓﻲ ﺻﺤﻴﺢ اﻟﺠﺎﻣﻊ

“Obatilah orang yang sakit diantara kalian dengan bersedekah.” (HR. Abu Syaikh)

Catatan Setelah Orang Tua Siuman

Setelah siuman dan sehat, ingatkan orang tua untuk mengganti sholat yang tertinggal selama mengalami koma.
Semoga Allah memberi kesembuhan segera kepada ibu Saudara.
Aamiiin.

والله المستعان.

Faidah Fatwa: Tidak Ada Amalan Khusus Di Bulan Rajab

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Al-Allamah Prof DR Shalih Bin Fauzan -Hafizahullah-

Pertanyaan:

هل صحيح أن شهر رجب يُفرَدُ بعبادةٍ معينة أو بخصوصية‏؟‏ أرجو إفادتنا؛ حيث إن هذا الأمر مُلتبسٌ علينا، وهل يُفرَدُ أيضًا زيارة للمسجد النبوي فيه‏؟

“Apakah benar, bahwa bulan Rajab dikhususkan dengan ibadah tertentu? Mohon penjelasannya, karena perkara ini menjadi rancu bagi kami. Dan apakah dikhususkan pula berziarah ke masjid Nabawi pada bulan Rajab?“.

Jawaban

Tentang Ada Tidaknya Amalan Khusus Di Bulan Rajab

شهر رجب كغيره من الشهور، لا يُخصَّص بعبادة دون غيره من الشهور؛ لأنه لم يثبت عن النبي صلى الله عليه وسلم تخصيصه لا بصلاة ولا صيام ولا بعمرة ولا بذبيحة ولا غير ذلك، وإنما كانت هذه الأمور تُفعل في الجاهلية فأبطلها الإسلام؛ فشهر رجب كغيره من الشهور، لم يثبت فيه عن النبي صلى الله عليه وسلم تخصيصه بشيء من العبادات؛ فمن أحدث فيه عبادة من العبادات وخصه بها؛ فإنه يكون مبتدعًا؛ لأنه أحدث في الدين ما ليس منه، والعبادة توقيفية؛ لا يقدم على شيء منها؛ إلا إذا كان له دليل من الكتاب والسنة، ولم يرد في شهر رجب بخصوصيته دليل يُعتمد عليه، وكل ما ورد فيه لم يثبت عن النبي صلى الله عليه وسلم، بل كان الصحابة ينهون عن ذلك ويُحذِّرون من صيام شيء من رجب خاصة‏.‏ أما الإنسان الذي له صلاة مستمر عليها، وله صيام مستمر عليه؛ فهذا لا مانع من استمراره في رجب كغيره، ويدخل تبعًا‏.‏ 

“Bulan Rajab, kedudukannya sama seperti bulan-bulan yang lainnya, tidak dikhususkan dengan ibadah tertentu.

Sebab tidak terdapat dalil dari Nabi ﷺ bahwa beliau mengkhususkannya dengan shalat, puasa, umrah, menyembelih dan ibadah yang lainnya.

Perkara mengkhususkan ibadah hanya dilakukan pada masa jahiliyah, kemudian islam datang membatalkannya.

Sehingga bulan Rajab sebagaimana bulan yang lainnya, tidak ada keterangan yang menunjukkan bahwa Nabi ﷺ mengkhususkannya dengan ibadah tertentu.

Hati-Hati Terjerumus Dalam perbuatan Bid’ah

Dan barangsiapa mengada-ada dibulan Rajab dengan suatu ibadah dan mengkhususkannya di bulan Rajab maka dia pengusung bid’ah.

Hal itu karena dia mengada-ada didalam agama, yang sama sekali bukan bagian dari agama itu sendiri, sementara ibadah, sifatnya “tauqifiyah” (ditetapkan berdasarkan dalil).

Sehingga tidak boleh mendahulukan sesuatu darinya, kecuali berlandaskan dalil dari Al-Qur’an & As Sunnah. Dan tidak ada dalil yang bisa dijadikan patokan terkait mengkhususkan bulan Rajab.

Semua riwayat tentang itu tidaklah shahih dari Nabi ﷺ, Bahkan para sahabat -radhiyallahu anhum- telah melarang dari hal tersebut sekaligus memperingatkan agar tidak mengkhususkan puasa pada bulan Rajab.

Adapun bagi orang yang memang memiliki kebiasaan shalat dan puasa, maka tidak mengapa melanjutkan kebiasaannya tersebut dibulan Rajab, sebagaimana yang dilakukannya dibulan lain“.

Sumber
Al Muntaqo Min Fataawa Asy Syeikh Sholeh Al Fauzan : 1/222-223 [Soal no 124].

Sudah Benarkah Niat Kita Dalam Beribadah Kepada Allah?

Pilar Yang Paling Utama Dalam Beramal Adalah Niat

Niat adalah pilar yang paling penting dalam beramal, maka hendaknya seorang muslim menghadirkan niat yg benar ketika ia beribadah kepada Allah ta’la.

Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah :

ينبغي أن يستحضر النية : أي نية الإخلاص في جميع العبادات ، فينوي مثلا الوضوء و أنه توضأ لله، و أنه توضأ امتثالا لأمر الله.فهذه ثلاة أسياء :
١.نية العبادة
٢.نية أن تكون لله
٣.ونية أنه قام بها امتثالا لأمر الله.

“Seseorang hendaknya menghadirkan Niat, yaitu niat Ikhlas dalam semua ibadah, misalnya seseorang berniat wudhu, maka ia hendaknya ia niatkan karena Allah ta’la,dan ia berwudhu dalam rangka mengerjakan Perintah Allah, maka inilah tiga bentuk niat (yang harus di hadirkan):

  1. Niat Ibadah
  2. Niat Karena Allah ta’la
  3. Niat bahwa (amalan) yang dikerjakan merupakan Perintah Allah ta’la.

هذا أكمل الشيء في النية

“Inilah suatu yang paling sempurna di dalam berniat.”
(Syarah Riyadhus Shalihin 1/14 cet.Daarul Ilmiyah)

Baca Juga: Apa Saja Keutamaan-Keutamaan Dari Ibadah Umrah?

Berkata Ya’kub:

المخلص من يكتم حسنته كما يكتم سيئاته

“Orang yang ikhlas adalah orang yang menyembunyikan kebaikan-kebaikannya sebagaimana ia menyembunyikan keburukan- keburukannya.”
(Tazkiyautun Nufus, Syaikh Ahmad Farid hlm.10 cet.Daarul Aqidah Lit Thurats)

Berkata Fudail bin Iyadh rahimahullah:

ترك العمل من أجل الناس رياء ، والعمل من أجل الناس شرك، الإخلاص : أن يعافيك الله منهما

“Meninggalkan amal karena manusia Riya’ beramal karena manusia Syirik, adapun Ikhlash Allah menjagamu dari keduanya.”
(Al Kabair karya Imam adz- Zhahaby, hlm 16, cet.Daarul ilmiyah)

Berkata Abdullah bin Mubarak rahimahullah:

ربَّ عملٍ صغير تعظمه النية، رب عمل كبير تصغره النية

“Berapa banyak amalan kecil menjadi besar karena niat, dan berapa banyak amalan besar menjadi kecil karena niat.”

Dari Yahya bin Abi Katsir :

تعلموا النية؛ فإنها أبلغ من العمل

“Pelajarilah niat,karena sesungguh ia sangat berpengaruh terhadap amal”
(Tazkiyautun Nufus, Syaikh Ahmad Farid hlm.11 cet.Daarul Aqidah Lit Thurats)

Semoga Allah subhanahu wa ta’la menjaga niat ikhlas kita dalam setiap amal yang kita kerjakan. آمين

الله أعلم بالصواب

Ust.Abu Yusuf Dzulfadhli M,BA.

Baca Juga: 2 akan kembali, Hanya 1 yang tetap setia mendampingi

Apa Saja Keutamaan-Keutamaan Dari Ibadah Umrah?

Ibadah Umrah secara bahasa artinya ziarah, dan secara istilah artinya berziarah ke ka’bah dengan tata cara tertentu, yang mencakup ihram, tawwaf, sa’i, dan tahallul. Berikut ini beberapa keutamaan-keutamaan dari ibadah umrah:

1. Ibadah Umrah Dapat Menghapuskan Dosa.

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Nabi ﷺ berkata:

الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ

“Umrah demi umrah berikutnya menjadi penghapus dosa antara keduanya dan haji mabrur tidak ada balasannya kecuali surga.” (HR.Bukhari 1773 dan Muslim 1349)

2. Menghilangkan Kefakiran.

تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِي الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ الْمَبْرُورَةِ ثَوَابٌ إِلَّا الْجَنَّةُ

Dari Abdullah bin Mas’ud berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Lakukanlah haji dan umrah dalam waktu yang berdekatan, karena keduanya dapat menghilangkan kemiskinan dan menghapus dosa sebagaimana al kir menghilangkan karat besi, emas dan perak. Tidak ada balasan haji mabrur kecuali surga.(HR.Tirmidzi 810,An Nasa’i 2630,dan lihat Shahihul Jami’ 2899)

3. Haji Dan Umrah Adalah Jihadnya Para Wanita.

Dari Aisyah radhiallahu anha, dia bertanya; Hai Rasulullah, apakah wanita mempunyai kewajiban jihad? Beliau bersabda:

نَعَمْ عَلَيْهِنَّ جِهَادٌ لَا قِتَالَ فِيهِ الْحَجُّ وَالْعُمْرَةُ

“Ya. Bagi mereka ada jihad, tetapi bukan berperang melainkan haji dan umrah.(Ahmad no.24158 ,Ibnu Majah no 2901,lihat Shahih Targhib no.1099)

Baca Juga : Keutamaan 2 Kota Suci Kota Mekkah dan Kota Madinah

4. Orang Yang Berhaji Dan Umrah Merupakan Tamu Allah.

Dari Abu Hurairah berkata Rasulullah ﷺ bersabda:

وَفْدُ اللَّهِ ثَلَاثَةٌ الْغَازِي وَالْحَاجُّ وَالْمُعْتَمِرُ

“Utusan Allah itu ada tiga, yaitu: orang yang berjuang, orang yang melakukan haji dan orang yang melakukan umrah.” (HR.An Nasâi :2625,dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Silsilah al- Ahadist As- Shahihah 1200)

5. Orang Yang Umrah Dicatat Baginya Pahala Ibadah Umrah Sampai Hari kiamat.

Rasulullah ﷺ bersabda:

وَمَنْ خَرَجَ مُعْتَمِرًا فَمَاتَ , كُتِبَ لَهُ أَجْرُ المُعْتَمِرِ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ…

“Barang siapa yang keluar untuk menunaikan ibadah umrah lalu ia meninggal dunia, niscaya dicatat baginya pahala orang yang umrah sampai hari kiamat.” (shahih lighairihi: HR. Abu Ya’la dalam al Musnad no 6327, lihat shahîh at Targhîb wat Tarhîb no 1114)

Baca Juga : Bolehkah Wanita Yang Sudah Lanjut Usia Umrah Tanpa Mahram?

Allahu ‘alam
Ust.Abu Yusuf Dzulfadhli M,BA.

Jeddah-KSA 11 jumadil akhir 1439 H/27 Februari 2018

Keutamaan 2 Kota Suci Kota Mekkah dan Kota Madinah

Keutamaan kota Mekkah:

1. Kota Mekkah termasuk kota Suci.

Nabi ﷺ bersabda pada hari Pembebasan Makkah:

َ إِنَّ هَذَا الْبَلَدَ حَرَّمَهُ اللَّهُ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ فَهُوَ حَرَامٌ بِحُرْمَةِ اللَّهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

“Sesungguhnya negeri ini telah Allah haramkan (sucikan) sejak hari penciptaan langit dan bumi, maka dia akan tetap suci dengan pensucian dari Allah itu hingga hari qiyamat” (HR.Bukhari 3184 dan Muslim 1353)

2. Kota Mekkah kota yang aman.

Allah ta’la berfirman :

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الْأَصْنَامَ

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekkah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (Qs. Ibrahim :35)

Dan di dalam kota mekkah terdapat Baitullah terkhusus Ka’bah, lihatlah bagaimana Allah melindungi Ka’bah, sebagiaman kisah Tentara Abrahah yang ingin menyerang ka’bah.

Allah ta’la berfirman :
“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia?. dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).” (Qs. Al-Fīl: 1-5)

Dalam surat al Fîl diatas bahwa Allah melindungi Ka’bah dari serangan Tentara Abrahah.

3. Allah Menjadikan Qiblat kaum muslim adalah Ka’bah yang terdapat di Masjidil Haram dan Memberikan Keutamaan Shalat didalamnya.

Rasulullah ﷺ bersabda:

صَلَاةٌ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ

shalat di masjidil haram lebih utama seratus ribu kali dari shalat di tempat selainnya. “ (Shahih: HR.Ibnu Majah 1406 dan Ahmad 14733)

4. Orang Kafir tidak boleh masuk Tanah Suci Mekkah.

Hal ini berdasarakan Firman Allah ta’la :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ فَلَا يَقْرَبُوا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَٰذَا ۚ وَإِنْ خِفْتُمْ عَيْلَةً فَسَوْفَ يُغْنِيكُمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ إِن شَاءَ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini.” (Qs. At-Tawbah:28)

5. Di Kota Mekkah terdapat Sumur (Air) Zam-zam yang di berkahi.

Rasulullah ﷺ bersabda:

ُ مَاءُ زَمْزَمَ لِمَا شُرِبَ لَهُ

“Air Zamzam (berkhasiat) sesuai dengan niat (tujuan) diminum (oleh penggunanya).” (HR.Ibnu Majah 3062 dan Ahmad 14320)

6. Di kota Mekkah terdapat Kiblatnya kaum muslimin, yaitu Ka’bah.

Di kota Mekkah terdapat Kiblatnya kaum muslimin, sebagaimana perintah Allah kepada Nabi untuk menghadap kiblat ke arah ka’bah di Masjidil Haram. Sebagai mana firman Allah ta’la:

قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ ۗ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِن رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ

“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” (Qs. Al-Baqarah:144)

Keutamaan Kota Madinah

1. Kota Madinah adalah kota suci

Rasulullah ﷺ bersabda :

إِنَّ إِبْرَاهِيمَ حَرَّمَ مَكَّةَ فَجَعَلَهَا حَرَمًا وَإِنِّي حَرَّمْتُ الْمَدِينَةَ

“Sesungguhnya Ibrahim telah mengharamkan Makkah sehingga dijadikannya tanah haram, maka sekarang aku haramkan Madinah.” (HR.Muslim 1374)

2. Di atas jalan kota madinah terdapat malaikat dan tidak di masukkan Penyakit Tha’un dan tidak pula Dajjal.

Rasulullah ﷺ bersabda:

عَلَى أَنْقَابِ الْمَدِينَةِ مَلَائِكَةٌ لَا يَدْخُلُهَا الطَّاعُونُ وَلَا الدَّجَّالُ

“Pada pintu gerbang kota Madinah ada para malaikat (yang menjaganya) sehingga wabah penyakit dan Al Masihud-Dajjal tidak akan dapat memasukinya”. (HR.Bukhari 1880 & Muslim1379)

3. Kota Madinah seperti pandai besi

Madinah itu bagaikan tukang pandai besi yang mengeluarkan kotoran. Kiamat tidak akan terjadi sehingga Madinah menghilangkan para penjahatnya.

Rasulullah ﷺ bersabda:

أَلَا إِنَّ الْمَدِينَةَ كَالْكِيرِ تُخْرِجُ الْخَبِيثَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَنْفِيَ الْمَدِينَةُ شِرَارَهَا كَمَا يَنْفِي الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ

“Ketahuilah bahwa Madinah itu bagaikan tukang pandai besi yang mengeluarkan kotoran. Kiamat tidak akan terjadi sehingga Madinah menghilangkan para penjahatnya, sebagaimana tukang pandai besi menghilangkan kotoran besi.” (HR.Muslim 1381)

4. Di kota Madinah Terdapat Masjid Nabawi Yang di anjurkan untuk di ziarahi.

Nabi ﷺ bersabda:

َ لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَسْجِدِ الْأَقْصَى

“Tidaklah ditekankan untuk berziarah kecuali untuk mengunjungi tiga masjid, Masjidil Haram, Masjid Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam dan Masjidil Aqsha”. (HR.Bukhari 1188 dan Muslim 1397)

5. Di kota Madinah terdapat Masjid Nabawi yang memiliki keutamaan.

Nabi ﷺ bersabda:

صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ

“Shalat di masjidku ini nilainya seribu kali lebih baik dibandingkan pada masjid lain kecuali pada Al Masjidil Haram.” (HR.Bukhari 1190 dan 1394)

6. Di kota Nabi ﷺ terdapat Raudhah yang terdapat di Masjid Nabawi.

Nabi ﷺ bersabda:

َ مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ

“Diantara rumahku dan mimbarku adalah raudhah (taman) diantara taman-taman surga.” (HR.Bukhari 1196 dan Muslim1391)

7. Di kota Madinah terdapat Kuburan Nabi dan Para sahabat.

Di kota Madinah terdapat Kuburan Nabi, abu Bakar, umar bin Khattab dan Para sahabat lainya yang terdapat di Baqi serta kuburan Syuhada’ Uhud, bagi yang di mudahkan perjalanan kesana hendak menyempatkan diri untuk berziarah.

Demikian diantara keutamaan kota mekkah dan Madinah, Semoga bermanfaat.

Allahu ‘alam
Ust.Abu Yusuf Dzulfadhli M,BA.

Jeddah-KSA 11 jumadil akhir 1439 H/27 Februari 2018

Bolehkah Wanita Yang Sudah Lanjut Usia Umrah Tanpa Mahram?

Pertanyaan :

Bagi ibu yg telah berumur 59 tahun, yang akan berumroh apakah tetap berlaku kewajiban mahram ?

Jawaban :

Islam telah mengatur bagaimana hukumnya safar (bepergian) bagi seorang wanita, baik wanita yang masih remaja, dewasa dan wanita yang sudah tua dan syariat islam telah mengatur hukum safar dalam rangka menunaikan ibadah haji, dan umrah, serta safar dalam rangka pengobatan, bekerja dan studi.

Disebutkan dalam satu hadist dari Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhuma bahwa dia mendengar Nabi ﷺ bersabda:

لَا يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ وَلَا تُسَافِرَنَّ امْرَأَةٌ إِلَّا وَمَعَهَا مَحْرَمٌ فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ اكْتُتِبْتُ فِي غَزْوَةِ كَذَا وَكَذَا وَخَرَجَتْ امْرَأَتِي حَاجَّةً قَالَ اذْهَبْ فَحُجَّ مَعَ امْرَأَتِكَ

“Janganlah sekali-kali seorang laki-laki berkholwat (berduaan) dengan seorang wanita dan janganlah sekali-kali seorang wanita bepergian kecuali bersama mahramnya”. Lalu ada seorang laki-laki yang bangkit seraya berkata: “Wahai Rasulullah, aku telah mendaftarkan diriku untuk mengikuti suatu peperangan sedangkan istriku pergi menunaikan hajji”. Maka Beliau bersabda: “Tunaikanlah hajji bersama istrimu”. (HR.Bukhari,3006,Muslim 1341)

Dalam satu hadist juga disebutkan, dari Abu Sa’id Al Khudri berkata; Rasulullah ﷺ bersabda:

َ لَا يَحِلُّ لِامْرَأَةٍ تُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أَنْ تُسَافِرَ سَفَرًا يَكُونُ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ فَصَاعِدًا إِلَّا وَمَعَهَا أَبُوهَا أَوْ أَخُوهَا أَوْ زَوْجُهَا أَوْ ابْنُهَا أَوْ ذُو مَحْرَمٍ مِنْهَا

“Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir melakukan perjalanan tiga hari atau lebih kecuali bersama bapaknya, atau saudara laki-lakinya, atau suaminya, atau anaknya, atau salah satu mahramnya.” (HR.Abu Daud, 1726 , Tirmidzi 1169, dan ia menyatkan, hadits hasan sahih)

Dari penjelasan hadist diatas bahwa jelas tidak boleh safar bagi seorang wanita tanpa didampingi mahram.

Sekumpulan Wanita Pergi Safar

Syaikh bin baz rahimahullah pernah ditanya tentang sekumpulan wanita pergi safar tanpa mahram, beliau menjawab :

ليس للمرأة السفر بدون محرم ولو تعدد وجود النساء فليس لهن السفر إلا بمحرم ولو كن جماعة لقول النبي – صلى الله عليه وسلم -: (لا تسافر امرأة إلا مع ذي محرم) فلا يجوز للنساء السفر بدون محرم حتى ولو لمكة ولو للحج ولو للعمرة فكيف بالسفر إلى بلاد الكفرة

Janganlah seorang wanita pergi tanpa mahram, walaupun dengan sekumpulan wanita, janganlah mereka pergi safar, melainkan dengan mahram, walaupun mereka sekumpulan para wanita, hal ini berdasarkan hadist Nabi ﷺ

َ لَا تُسَافِرْ الْمَرْأَةُ إِلَّا مَعَ ذِي مَحْرَمٍ

“Janganlah seorang wanita bepergian kecuali bersama mahramnya” (HR.Bukhari, no 1862)

(Berdasarkan hadist di atas, pent) Maka tidak boleh seorang wanita safar (berpergian jauh) tanpa adanya mahram, walaupun pergi ke Mekkah untuk menunaikan Ibadah Haji dan Umrah, (kalau ke mekkah saja tidak boleh,pent) lalu bagaimana lagi bepergian ke Negara Non Muslim. (Lihat selengkapnya www.binbaz.org.sa/noor/11027)

Wanita yang Sudah berumur lanjut pergi safar tanpa mahram

Adapun wanita yang sudah berumur lanjut jika ingin menunaikan ibadah umroh, harus dengan mahram karena didalam hadist nabi disebutkan ..َ لَا يَحِلُّ لِامْرَأَةٍ
“Tidak halal bagi seorang wanita ..”,

Pada kata “Imro’ah” menunjukkan makna Nakhiroh fi shighatin Nahyi yaitu pelarangan dalam bentuk umum, mencakup seluruh wanita, baik itu remaja, wanita dewasa, maupun wanita yang sudah tua, sebagaimana yang fatwakan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin rahimahullah.

Wanita Pergi Haji Tanpa Mahram

Sebagian para ulama Fiqih mensyaratkan bahwa diantara syarat-syarat wajib- haji harus adanya Mahram, inilah pendapat mazhhab Hanafi, adapun diantara dalil yang mereka bawakan sebagaimana hadist Nabi

لَا تُسَافِرَنَّ امْرَأَةٌ إِلَّا وَمَعَهَا مَحْرَمٌ فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ اكْتُتِبْتُ فِي غَزْوَةِ كَذَا وَكَذَا وَخَرَجَتْ امْرَأَتِي حَاجَّةً قَالَ اذْهَبْ فَحُجَّ مَعَ امْرَأَتِكَ

“Janganlah sekali-kali seorang laki-laki berkholwat (berduaan) dengan seorang wanita dan janganlah sekali-kali seorang wanita bepergian kecuali bersama mahramnya”. Lalu ada seorang laki-laki yang bangkit seraya berkata: “Wahai Rasulullah, aku telah mendaftarkan diriku untuk mengikuti suatu peperangan sedangkan istriku pergi menunaikan haji”. Maka Beliau bersabda: “Tunaikanlah haji bersama istrimu”.( HR.Bukhari,3006,Muslim 1341)

Dan Mazhab Syafi’i dan Hambali berpendapat bahwa bahwa Haji yang wajib bagi wanita (sekali seumur hidup,pent), tidak diwajibkan adanya mahram, akan tetapi syaratnya dirinya harus aman dari fitnah dan bersamanya sejumlah para wanita. adapun Haji Nafilah ( baik itu umroh,pent) maka haram hukumnya pergi haji Tanpa mahram.
(Rawa’iul Bayan Tafsirul Ahkam minal Qur’an, hal 6)

Kesimpulan :

Dari penjelasan diatas bahwa hukumnya tidak boleh seorang wanita yang ingin safar atau bepergian jauh dalam rangka menunaikan ibadah umrah atau ke tempat lainya tanpa didampingi mahram, baik wanita tersebut masih muda, maupun sudah berumur lanjut.

Allahu a’lam.

Dijawab oleh
Ust.Abu Yusuf Dzulfadhli M,BA.