Umroh Untuk Diri Sendiri Dahulu Atau Orang Tua?

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Ustadz, kita tahu mencintai orang tua adalah kewajiban kita setelah allah dan rasul nya, bagaimana jika ana mengumrohkan ibu ana, karena sebagai tanda bakti kepada mereka, padahal ada hadist yg menyebut kan agar kita haji dulu baru orang tua, Itu bagaimana ustadz?

بسم اللهوالصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن والاه.أما بعد:

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته.

Jika tidak memiliki kelapangan dana untuk berangkat haji kecuali hanya untuk satu orang maka dahulukan diri sendiri. Karena setiap pribadi kita diperintahkan untuk melakukan ketaatan terlebih dahulu, tanpa menunggu orang lain, termasuk orang tua.

Allah berfirman:

{ فاستبقوا الخيرات} البقرة :١٤٨

“Maka berlombalah kalian melakukan kebaikan.” (QS. Al-Baqoroh:148).

Bila seorang anak melakukan kebaikan dan ketaatan maka orang tua akan mendapatkan pahala secara otomatis dari sang anak. Karena anak adalah hasil usaha orang tua.

Allah Ta’ala berfirman:

{وَاَنْ لَّيْسَ لِلْاِنْسَانِ اِلَّا مَا سَعٰى }

“Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya.” (QS. An-Najm 53: Ayat 39).

Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:

« ..ﺇﻥ ﺃﻭﻻﺩﻛﻢ ﻣﻦ ﺃﻃﻴﺐ ﻛﺴﺒﻜﻢ..»ﺭﻭاﻩ ﺃﺑﻮ ﺩاﻭﺩ ﻭاﺑﻦ ﻣﺎﺟﺔ

“Sesungguhnya anak-anak kalian termasuk hasil usaha terbaik kalian.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).

والله تعالى أعلم

Apa Saja Keutamaan-Keutamaan Dari Ibadah Umrah?

Ibadah Umrah secara bahasa artinya ziarah, dan secara istilah artinya berziarah ke ka’bah dengan tata cara tertentu, yang mencakup ihram, tawwaf, sa’i, dan tahallul. Berikut ini beberapa keutamaan-keutamaan dari ibadah umrah:

1. Ibadah Umrah Dapat Menghapuskan Dosa.

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Nabi ﷺ berkata:

الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ

“Umrah demi umrah berikutnya menjadi penghapus dosa antara keduanya dan haji mabrur tidak ada balasannya kecuali surga.” (HR.Bukhari 1773 dan Muslim 1349)

2. Menghilangkan Kefakiran.

تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِي الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ الْمَبْرُورَةِ ثَوَابٌ إِلَّا الْجَنَّةُ

Dari Abdullah bin Mas’ud berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Lakukanlah haji dan umrah dalam waktu yang berdekatan, karena keduanya dapat menghilangkan kemiskinan dan menghapus dosa sebagaimana al kir menghilangkan karat besi, emas dan perak. Tidak ada balasan haji mabrur kecuali surga.(HR.Tirmidzi 810,An Nasa’i 2630,dan lihat Shahihul Jami’ 2899)

3. Haji Dan Umrah Adalah Jihadnya Para Wanita.

Dari Aisyah radhiallahu anha, dia bertanya; Hai Rasulullah, apakah wanita mempunyai kewajiban jihad? Beliau bersabda:

نَعَمْ عَلَيْهِنَّ جِهَادٌ لَا قِتَالَ فِيهِ الْحَجُّ وَالْعُمْرَةُ

“Ya. Bagi mereka ada jihad, tetapi bukan berperang melainkan haji dan umrah.(Ahmad no.24158 ,Ibnu Majah no 2901,lihat Shahih Targhib no.1099)

Baca Juga : Keutamaan 2 Kota Suci Kota Mekkah dan Kota Madinah

4. Orang Yang Berhaji Dan Umrah Merupakan Tamu Allah.

Dari Abu Hurairah berkata Rasulullah ﷺ bersabda:

وَفْدُ اللَّهِ ثَلَاثَةٌ الْغَازِي وَالْحَاجُّ وَالْمُعْتَمِرُ

“Utusan Allah itu ada tiga, yaitu: orang yang berjuang, orang yang melakukan haji dan orang yang melakukan umrah.” (HR.An Nasâi :2625,dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Silsilah al- Ahadist As- Shahihah 1200)

5. Orang Yang Umrah Dicatat Baginya Pahala Ibadah Umrah Sampai Hari kiamat.

Rasulullah ﷺ bersabda:

وَمَنْ خَرَجَ مُعْتَمِرًا فَمَاتَ , كُتِبَ لَهُ أَجْرُ المُعْتَمِرِ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ…

“Barang siapa yang keluar untuk menunaikan ibadah umrah lalu ia meninggal dunia, niscaya dicatat baginya pahala orang yang umrah sampai hari kiamat.” (shahih lighairihi: HR. Abu Ya’la dalam al Musnad no 6327, lihat shahîh at Targhîb wat Tarhîb no 1114)

Baca Juga : Bolehkah Wanita Yang Sudah Lanjut Usia Umrah Tanpa Mahram?

Allahu ‘alam
Ust.Abu Yusuf Dzulfadhli M,BA.

Jeddah-KSA 11 jumadil akhir 1439 H/27 Februari 2018

Keutamaan 2 Kota Suci Kota Mekkah dan Kota Madinah

Keutamaan kota Mekkah:

1. Kota Mekkah termasuk kota Suci.

Nabi ﷺ bersabda pada hari Pembebasan Makkah:

َ إِنَّ هَذَا الْبَلَدَ حَرَّمَهُ اللَّهُ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ فَهُوَ حَرَامٌ بِحُرْمَةِ اللَّهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

“Sesungguhnya negeri ini telah Allah haramkan (sucikan) sejak hari penciptaan langit dan bumi, maka dia akan tetap suci dengan pensucian dari Allah itu hingga hari qiyamat” (HR.Bukhari 3184 dan Muslim 1353)

2. Kota Mekkah kota yang aman.

Allah ta’la berfirman :

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الْأَصْنَامَ

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekkah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (Qs. Ibrahim :35)

Dan di dalam kota mekkah terdapat Baitullah terkhusus Ka’bah, lihatlah bagaimana Allah melindungi Ka’bah, sebagiaman kisah Tentara Abrahah yang ingin menyerang ka’bah.

Allah ta’la berfirman :
“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia?. dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).” (Qs. Al-Fīl: 1-5)

Dalam surat al Fîl diatas bahwa Allah melindungi Ka’bah dari serangan Tentara Abrahah.

3. Allah Menjadikan Qiblat kaum muslim adalah Ka’bah yang terdapat di Masjidil Haram dan Memberikan Keutamaan Shalat didalamnya.

Rasulullah ﷺ bersabda:

صَلَاةٌ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ

shalat di masjidil haram lebih utama seratus ribu kali dari shalat di tempat selainnya. “ (Shahih: HR.Ibnu Majah 1406 dan Ahmad 14733)

4. Orang Kafir tidak boleh masuk Tanah Suci Mekkah.

Hal ini berdasarakan Firman Allah ta’la :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ فَلَا يَقْرَبُوا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَٰذَا ۚ وَإِنْ خِفْتُمْ عَيْلَةً فَسَوْفَ يُغْنِيكُمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ إِن شَاءَ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini.” (Qs. At-Tawbah:28)

5. Di Kota Mekkah terdapat Sumur (Air) Zam-zam yang di berkahi.

Rasulullah ﷺ bersabda:

ُ مَاءُ زَمْزَمَ لِمَا شُرِبَ لَهُ

“Air Zamzam (berkhasiat) sesuai dengan niat (tujuan) diminum (oleh penggunanya).” (HR.Ibnu Majah 3062 dan Ahmad 14320)

6. Di kota Mekkah terdapat Kiblatnya kaum muslimin, yaitu Ka’bah.

Di kota Mekkah terdapat Kiblatnya kaum muslimin, sebagaimana perintah Allah kepada Nabi untuk menghadap kiblat ke arah ka’bah di Masjidil Haram. Sebagai mana firman Allah ta’la:

قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ ۗ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِن رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ

“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” (Qs. Al-Baqarah:144)

Keutamaan Kota Madinah

1. Kota Madinah adalah kota suci

Rasulullah ﷺ bersabda :

إِنَّ إِبْرَاهِيمَ حَرَّمَ مَكَّةَ فَجَعَلَهَا حَرَمًا وَإِنِّي حَرَّمْتُ الْمَدِينَةَ

“Sesungguhnya Ibrahim telah mengharamkan Makkah sehingga dijadikannya tanah haram, maka sekarang aku haramkan Madinah.” (HR.Muslim 1374)

2. Di atas jalan kota madinah terdapat malaikat dan tidak di masukkan Penyakit Tha’un dan tidak pula Dajjal.

Rasulullah ﷺ bersabda:

عَلَى أَنْقَابِ الْمَدِينَةِ مَلَائِكَةٌ لَا يَدْخُلُهَا الطَّاعُونُ وَلَا الدَّجَّالُ

“Pada pintu gerbang kota Madinah ada para malaikat (yang menjaganya) sehingga wabah penyakit dan Al Masihud-Dajjal tidak akan dapat memasukinya”. (HR.Bukhari 1880 & Muslim1379)

3. Kota Madinah seperti pandai besi

Madinah itu bagaikan tukang pandai besi yang mengeluarkan kotoran. Kiamat tidak akan terjadi sehingga Madinah menghilangkan para penjahatnya.

Rasulullah ﷺ bersabda:

أَلَا إِنَّ الْمَدِينَةَ كَالْكِيرِ تُخْرِجُ الْخَبِيثَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَنْفِيَ الْمَدِينَةُ شِرَارَهَا كَمَا يَنْفِي الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ

“Ketahuilah bahwa Madinah itu bagaikan tukang pandai besi yang mengeluarkan kotoran. Kiamat tidak akan terjadi sehingga Madinah menghilangkan para penjahatnya, sebagaimana tukang pandai besi menghilangkan kotoran besi.” (HR.Muslim 1381)

4. Di kota Madinah Terdapat Masjid Nabawi Yang di anjurkan untuk di ziarahi.

Nabi ﷺ bersabda:

َ لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَسْجِدِ الْأَقْصَى

“Tidaklah ditekankan untuk berziarah kecuali untuk mengunjungi tiga masjid, Masjidil Haram, Masjid Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam dan Masjidil Aqsha”. (HR.Bukhari 1188 dan Muslim 1397)

5. Di kota Madinah terdapat Masjid Nabawi yang memiliki keutamaan.

Nabi ﷺ bersabda:

صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ

“Shalat di masjidku ini nilainya seribu kali lebih baik dibandingkan pada masjid lain kecuali pada Al Masjidil Haram.” (HR.Bukhari 1190 dan 1394)

6. Di kota Nabi ﷺ terdapat Raudhah yang terdapat di Masjid Nabawi.

Nabi ﷺ bersabda:

َ مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ

“Diantara rumahku dan mimbarku adalah raudhah (taman) diantara taman-taman surga.” (HR.Bukhari 1196 dan Muslim1391)

7. Di kota Madinah terdapat Kuburan Nabi dan Para sahabat.

Di kota Madinah terdapat Kuburan Nabi, abu Bakar, umar bin Khattab dan Para sahabat lainya yang terdapat di Baqi serta kuburan Syuhada’ Uhud, bagi yang di mudahkan perjalanan kesana hendak menyempatkan diri untuk berziarah.

Demikian diantara keutamaan kota mekkah dan Madinah, Semoga bermanfaat.

Allahu ‘alam
Ust.Abu Yusuf Dzulfadhli M,BA.

Jeddah-KSA 11 jumadil akhir 1439 H/27 Februari 2018

Bolehkah Wanita Yang Sudah Lanjut Usia Umrah Tanpa Mahram?

Pertanyaan :

Bagi ibu yg telah berumur 59 tahun, yang akan berumroh apakah tetap berlaku kewajiban mahram ?

Jawaban :

Islam telah mengatur bagaimana hukumnya safar (bepergian) bagi seorang wanita, baik wanita yang masih remaja, dewasa dan wanita yang sudah tua dan syariat islam telah mengatur hukum safar dalam rangka menunaikan ibadah haji, dan umrah, serta safar dalam rangka pengobatan, bekerja dan studi.

Disebutkan dalam satu hadist dari Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhuma bahwa dia mendengar Nabi ﷺ bersabda:

لَا يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ وَلَا تُسَافِرَنَّ امْرَأَةٌ إِلَّا وَمَعَهَا مَحْرَمٌ فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ اكْتُتِبْتُ فِي غَزْوَةِ كَذَا وَكَذَا وَخَرَجَتْ امْرَأَتِي حَاجَّةً قَالَ اذْهَبْ فَحُجَّ مَعَ امْرَأَتِكَ

“Janganlah sekali-kali seorang laki-laki berkholwat (berduaan) dengan seorang wanita dan janganlah sekali-kali seorang wanita bepergian kecuali bersama mahramnya”. Lalu ada seorang laki-laki yang bangkit seraya berkata: “Wahai Rasulullah, aku telah mendaftarkan diriku untuk mengikuti suatu peperangan sedangkan istriku pergi menunaikan hajji”. Maka Beliau bersabda: “Tunaikanlah hajji bersama istrimu”. (HR.Bukhari,3006,Muslim 1341)

Dalam satu hadist juga disebutkan, dari Abu Sa’id Al Khudri berkata; Rasulullah ﷺ bersabda:

َ لَا يَحِلُّ لِامْرَأَةٍ تُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أَنْ تُسَافِرَ سَفَرًا يَكُونُ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ فَصَاعِدًا إِلَّا وَمَعَهَا أَبُوهَا أَوْ أَخُوهَا أَوْ زَوْجُهَا أَوْ ابْنُهَا أَوْ ذُو مَحْرَمٍ مِنْهَا

“Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir melakukan perjalanan tiga hari atau lebih kecuali bersama bapaknya, atau saudara laki-lakinya, atau suaminya, atau anaknya, atau salah satu mahramnya.” (HR.Abu Daud, 1726 , Tirmidzi 1169, dan ia menyatkan, hadits hasan sahih)

Dari penjelasan hadist diatas bahwa jelas tidak boleh safar bagi seorang wanita tanpa didampingi mahram.

Sekumpulan Wanita Pergi Safar

Syaikh bin baz rahimahullah pernah ditanya tentang sekumpulan wanita pergi safar tanpa mahram, beliau menjawab :

ليس للمرأة السفر بدون محرم ولو تعدد وجود النساء فليس لهن السفر إلا بمحرم ولو كن جماعة لقول النبي – صلى الله عليه وسلم -: (لا تسافر امرأة إلا مع ذي محرم) فلا يجوز للنساء السفر بدون محرم حتى ولو لمكة ولو للحج ولو للعمرة فكيف بالسفر إلى بلاد الكفرة

Janganlah seorang wanita pergi tanpa mahram, walaupun dengan sekumpulan wanita, janganlah mereka pergi safar, melainkan dengan mahram, walaupun mereka sekumpulan para wanita, hal ini berdasarkan hadist Nabi ﷺ

َ لَا تُسَافِرْ الْمَرْأَةُ إِلَّا مَعَ ذِي مَحْرَمٍ

“Janganlah seorang wanita bepergian kecuali bersama mahramnya” (HR.Bukhari, no 1862)

(Berdasarkan hadist di atas, pent) Maka tidak boleh seorang wanita safar (berpergian jauh) tanpa adanya mahram, walaupun pergi ke Mekkah untuk menunaikan Ibadah Haji dan Umrah, (kalau ke mekkah saja tidak boleh,pent) lalu bagaimana lagi bepergian ke Negara Non Muslim. (Lihat selengkapnya www.binbaz.org.sa/noor/11027)

Wanita yang Sudah berumur lanjut pergi safar tanpa mahram

Adapun wanita yang sudah berumur lanjut jika ingin menunaikan ibadah umroh, harus dengan mahram karena didalam hadist nabi disebutkan ..َ لَا يَحِلُّ لِامْرَأَةٍ
“Tidak halal bagi seorang wanita ..”,

Pada kata “Imro’ah” menunjukkan makna Nakhiroh fi shighatin Nahyi yaitu pelarangan dalam bentuk umum, mencakup seluruh wanita, baik itu remaja, wanita dewasa, maupun wanita yang sudah tua, sebagaimana yang fatwakan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin rahimahullah.

Wanita Pergi Haji Tanpa Mahram

Sebagian para ulama Fiqih mensyaratkan bahwa diantara syarat-syarat wajib- haji harus adanya Mahram, inilah pendapat mazhhab Hanafi, adapun diantara dalil yang mereka bawakan sebagaimana hadist Nabi

لَا تُسَافِرَنَّ امْرَأَةٌ إِلَّا وَمَعَهَا مَحْرَمٌ فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ اكْتُتِبْتُ فِي غَزْوَةِ كَذَا وَكَذَا وَخَرَجَتْ امْرَأَتِي حَاجَّةً قَالَ اذْهَبْ فَحُجَّ مَعَ امْرَأَتِكَ

“Janganlah sekali-kali seorang laki-laki berkholwat (berduaan) dengan seorang wanita dan janganlah sekali-kali seorang wanita bepergian kecuali bersama mahramnya”. Lalu ada seorang laki-laki yang bangkit seraya berkata: “Wahai Rasulullah, aku telah mendaftarkan diriku untuk mengikuti suatu peperangan sedangkan istriku pergi menunaikan haji”. Maka Beliau bersabda: “Tunaikanlah haji bersama istrimu”.( HR.Bukhari,3006,Muslim 1341)

Dan Mazhab Syafi’i dan Hambali berpendapat bahwa bahwa Haji yang wajib bagi wanita (sekali seumur hidup,pent), tidak diwajibkan adanya mahram, akan tetapi syaratnya dirinya harus aman dari fitnah dan bersamanya sejumlah para wanita. adapun Haji Nafilah ( baik itu umroh,pent) maka haram hukumnya pergi haji Tanpa mahram.
(Rawa’iul Bayan Tafsirul Ahkam minal Qur’an, hal 6)

Kesimpulan :

Dari penjelasan diatas bahwa hukumnya tidak boleh seorang wanita yang ingin safar atau bepergian jauh dalam rangka menunaikan ibadah umrah atau ke tempat lainya tanpa didampingi mahram, baik wanita tersebut masih muda, maupun sudah berumur lanjut.

Allahu a’lam.

Dijawab oleh
Ust.Abu Yusuf Dzulfadhli M,BA.