Sumber Pengambilan Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

 

Tatkala seorang muslim berkeyakinan dengan sebuah aqidah, maka yang harus ia perhatikan adalah dari mana ia mengambil sumber aqidah tersebut. Karena tidak semua aqidah itu haq adanya. Terdapat banyak sekali aqidah-aqidah menyimpang, yang sama sekali mereka tidak berpedoman kepada sumber yang benar. Sehingga harus menjadi skala prioritas bagi kita untuk mengetahui sumber pengambilan aqidah yang benar.

Aqidah sifatnya adalah tauqifiyyah, yakni aqidah tidak dapat ditetapkan melainkan dengan adanya dalil. Murni perkara aqidah bersumber dari dalil Al Qur’an dan juga As Sunnah. Sehingga sama sekali tidak ada ruang ataupun celah untuk akal ikut serta dalam mengatur perkara aqidah ini.

Sumber pengambilan aqidah yang benar adalah Al Qur’an dan As Sunnah. Karena tidak ada seorang pun yang lebih mengetahui tentangnya kecuali Allah Ta’ala dan tidak ada yang lebih mengetahui pula setelah Allah melainkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Inilah yang diyakini oleh Salafus Shalih dan orang-orang yang mengikuti mereka. Apa saja yang diterangkan oleh Al Qur’an dan As Sunnah tentang Allah, mereka akan beriman dan mengamalkannya. Sebaliknya, apapun yang tidak diterangkan oleh Al Qur’an dan As Sunnah mereka menafikannya.

Dengan kita berpegang dengan prinsip di atas tidak akan terjadi perbedaan dalam masalah aqidah. Karena Allah Ta’ala menjamin bagi siapa yang berpegang kepada kitab-Nya dan sunnah Rasul-Nya, akan terus bersatu.


Allah Ta’ala berfirman :

وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ ..

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai…” (QS. Ali Imron : 103)


Allah juga berfirman :

فَإِمَّا يَأۡتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدى فَمَنِ ٱتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشۡقَىٰ 

…Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (QS. Thaha : 123)


Berkata Asy Syaikh Shaalih bin Fauzan Al Fauzan hafidzahullah :

Tatkala sebagian orang membangun aqidah mereka dari selain Al Qur’an dan As Sunnah, dari ilmu kalam dan ilmu mantiq yang diwariskan dari filsafat yunani. Terjadilah penyimpangan dan perpecahan dalam masalah keyakinan, perpecahan dalam barisan mereka, serta hancur lah masyarakat islam karena sebab tersebut.”(Lihat Aqidatut Tauhid Hal 12)


Di antara dalil yang menunjukkan bahwa kita harus menjadikan Al Qur’an dan As Sunnah sebagai sumber adalah firman Allah Ta’ala :

وَمَا كَانَ لِمُؤۡمِن وَلَا مُؤۡمِنَةٍ إِذَا قَضَى ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَمۡرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ ٱلۡخِيَرَةُ مِنۡ أَمۡرِهِمۡۗ وَمَن يَعۡصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَٰلا مُّبِينا

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al Ahzab : 36)


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ

Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.” (Hadits Riwayat Al Hakim dalam Mustadrok dan dishahihkan Syaikh Al Albani).


Sebagai tambahan faidah, ada sebagian orang yang hanya mencukupkan diri dengan Al Qur’an saja. Adapula yang mencukupkan diri dengan As Sunnah saja. Hal ini tentu keliru. Karena Allah Ta’ala mengkolerasikan antara sunnah Rasul-Nya dengan kitabnya di banyak dalil. Bahkan mewajibkan hamba-Nya untuk taat kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya dan Sunnah Rasul adalah penjelas makna Al Qur’an. Bagaimana mereka bisa mencukupkan hanya dengan Al Qur’an saja ?

 وَأَنزَلۡنَآ إِلَيۡكَ ٱلذِّكۡرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيۡهِمۡ وَلَعَلَّهُمۡ يَتَفَكَّرُونَ

…Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.”(QS. An Nahl : 44)

 

Wabillahittaufiq.

Zia Abdurrofi

 

——————————————–

Sumber :

– Aqidatut Tauhid Karya Asy Syaikh Shaalih bin Fauzan Al Fauzan

– Al Wajiz fi Aqidatissalafis Shaalih Karya Syaikh Abdullah bin Abdul Hamid Al Atsary