Adab-Adab Malam Pertama Pernikahan Yang Sesuai Sunnah

Nasihat yang Berharga untuk Kedua Mempelai

Apa sajakah Adab-adab Malam Pertama Yang Sesuai Sunnah nabi ﷺ

Pertanyaan:

Assalamualaikum Ustadz,

Ustadz, bagaimana urutan-urutan pada saat sebelum melakukan hubungan intim (malam pertama) yang benar atau sesuai sunnah.

Mohon penjelasannya

Jazakallahu khairan

Jawaban:

Seorang yang akan menikah hendaknya mengetahui adab-adab malam pertama, agar menghadirkan suasana yang romantis kepada pasangannya, tentunya dalam memasuki malam pertama harus sesuai dengan syariat islam.

1. Suami mengucapkan salam kepada istri

Dari Ummu Salamah radhiallahu ‘anha

أن النبي لما تزوجها، فأراد أن يدخل عليها، سلّم

“bahwa nabi ﷺ menikah dengannya, ketika beliau ingin masuk menjumpainya, beliau mengucapkan salam.” [Akhlaqun Nabi Oleh Abul Syaikh (199) dengan sanad hasan].Lihat juga Adabuz Zifaf hlm, 92 oleh syaikh Al Albani.

2. Suami bersikap Lemah lembut dengan menyuguhkan sesuatu kepada istrinya baik itu berupa minuman atau manisan

Dari Asma’ binti Yazid berkata, Sesungguhnya aku ketika merias aisyah untuk Rasulullah ﷺ, aku hampiri beliau aku ajak beliau untuk melihat dandanan aisyah, lalu beliau datang dan duduk di samping aisyah, kemudian aku beri beliau cangkir besar yang berisi susu, lalu beliau minum, kemudian beliau beri kepada aisyah, maka aisyah menundukkan kepalanya dan malu, berkata asma’ : akupun memamfaatkan kesempatan ini, dan aku katakan kepadanya :

خذي من يد رسول الله فأخت وشربت شيئا

Ambillah dari tangan Rasulullah ﷺ ,maka iapun mengambilnya dan meminumnya sedikit ( HR. Ahmad 6/452).

3.Meletakkan Tangan diatas kepala istri dan berdo’a untuknya

Hal ini berdasarkan sabda Nabi ﷺ :

إذا تزوج أحدكم امرأة أو اشترى خادما فليأخذ بناصيتها، وليسم الله عزوجل، وليدع بالبركة، وليقل : اللهم إني أسألك من خيرها وخير ما جبلتها عليه، وأعوذ بك من شرها وشر ما فيها وشر ما جبلتها عليه

Apabila salah seorang dari kaliam menikahi seorang wanita atau membeli seorang budak wanita maka peganglah ubun-ubunnya dan menyebut nama Allah azza wa jalla ,dan berdo’alah minta keberkahan, ucapkanlah: “Ya Allah aku memohon kepadamu dari kebaikan dirinya dan kebaikan yang kau ciptakan kepadanya, dan aku berlindung kepadamu dari keburukannya dan keburukan yang kau ciptakan padanya.” (HR.Abu Daud 2160 ,Ibnu Majah no 1918 dengan sanad Hasan)

4.Shalat Dua Rakaat

Yang demikian itu dari hadits abu sai’d maula abu asyad, dia berkata aku menikah dahulu aku berstatus budak, kemudian aku mengundang beberapa orang sahabat Nabi ﷺ diantaranya, Abdullah bin Mas’ud, Abu dzar dan Hudzaifah Radhiallahu ‘anhum, azan berkumandang dan abu zar langsung maju ke depan, yang lain hadir berkata : tunggulah, ia menjawab bukankan seharusnya begini, mereka menukas : ya.

Abu said melanjutkan: aku maju bersama mereka, padahal aku adalah budak belian, lantas mereka mengajariku dan berkata:

إذا دخل عليك أهلك فصلِّ ركعتين ثم سل الله من خير ما دخل عليك وتعوَّذ به من شره، ثم شأنك وشأن أهلك

“Apabila istri datang, maka shalatlah dua rakaat, kemudian mintalah kepada Allah yang terbaik dari sesuatu yang masuk kepadamu dan berlindunglah kepada-Nya dari keburukannya, selanjutnya terserah kamu dan istrimu.” (Syaikh albani Menisbatkan hadits ini pada ibnu Abi Syaibah dengan sanad shahih, lihat adabu zifaf 94)

5. Dianjurkan sebelum menemui istri bersiwak terlebih dahulu agar mulut bersih

Dari Syarih bin Hani berkata ; aku bertanya kepada Aisyah radhiallahu ‘anha;

بأي شيء كان النبي ﷺ

dengan apa Nabi ﷺ memulai masuk kedalam rumahnya, aisyah menjawab : dengan bersiwak (HR.Muslim no.253)

6. Menyebut Nama Allah dan berdo’a ketika Akan Berhubungan intim.

Dari Abdullah bin Abbas berkata; Nabi ﷺ  bersabda :

Setiap orang dari kalian kalau saja ketika mendatangi istrinya mengucapkan:

اللهم جنبني الشيطان، و جنب الشيطان ما رزقتنا، ثم قدر بينهما في ذلك -أو قضى ولد- لم يضره شيطان أبدا

“Ya Allah jauhkan aku dari setan, dan jauhkanlah setan dari apa yang engkau anugrahkan kepada kami”, kemudian jika keduanya mendapatkan anak, maka setan tidak memudharatkan selama-lamanya. (HR.Bukhari no.5165 dan Muslim 1434).

Allahu A’lam.

Di Jawab Oleh:

Abu Yusuf Dzulfadhli Munawar

Referensi:

1.Adabu Zifaaf Oleh Syaikh Al Albani ،cet. Maktabah Islamy
2.Shahih Fiqih Sunnah Oleh Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim, cet. Maktabah Tauqifiyah.