Bolehkah Berkurban Di Luar Kota Atau Luar Negeri ?

Al Aqsa Palestina

Pertanyaan:

Ustad bagaimana hukum berkurban di daerah atau negara lain, misal ana tinggal di indonesia tetapi ingin berkurban di daerah daerah umat islam yang disana sedang terjadi konflik, misal Suriah dan Palestina ?

Jawaban :

Yang paling afdhal bagi seseorang yang berkurban menyembelih sendiri hewan kurbannya, perbuatan ini berdasarkan
Hadist ,dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu dia berkata;

ضَحَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ فَرَأَيْتُهُ وَاضِعًا قَدَمَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا يُسَمِّي وَيُكَبِّرُ فَذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ

“Nabi ﷺ berkurban dengan dua ekor domba yang warna putihnya lebih banyak daripada warna hitam, aku melihat beliau meletakkan kaki beliau di atas rusuk domba tersebut sambil menyebut nama Allah dan bertakbir, lalu beliau menyembelih domba itu dengan tangan beliau sendiri.”(HR.Bukhari,7399)

Pada asalnya,tempat berkurban adalah di tempat daerah orang yang berkurban, karena harapan orang -orang fakir (akan daging kurban) jauh lebih besar. meskipun, demikan tidak terlarang memindahkan ketempat lain, jika yang demikian itu terdapat maslahat.
Disebutkan dalam hadist jabir bin abdillah – mengenai daging kurban- dia berkata :

كُنَّا لَا نَأْكُلُ مِنْ لُحُومِ بُدْنِنَا فَوْقَ ثَلَاثِ مِنًى فَرَخَّصَ لَنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ كُلُوا وَتَزَوَّدُوا فَأَكَلْنَا وَتَزَوَّدْنَا

“Kami tidak memakan daging dari hewan qurban kami melebihi tiga hari Mina (Tasyriq) kemudian Nabi ﷺ memberi keringanan kepada kami, sabda Beliau: “Makanlah dan sisakanlah sebagai bekal kalian?”.( HR.Bukhari ,1719 dan Muslim1972)

Lalu kami pun makan dan mengambil bekal dari daging kurban tersebut.
( Shahih Fiqih Sunnah 2/380)

Fatwa Syaikh Muhammad Bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah pernah di tanya,

فضيلة الشيخ, ما رأيكم إن ضحيت هنا ودفعت قيمة الأضحية لهيئة الإغاثة الإسلامية تذبح هناك؟

Fadhilatus Syaikh, bagaimana pendapat anda jika aku berkurban disini dan aku membayar sejumlah uang kurban kepada lembaga Ighatsatul Islamiyah untuk di sembelih disana?

 

لا بأس;يعني: إنسان يريد أن يضحي في بلده ويتصدق على أولئك الفقراء لا بأس هذا طيب. ويشجع الإنسان على هذا، يحصل على الفائدتين: فائدة الأضحية، وفائدة إخوانه هناك. وأنا أريد أن يقصد بالدراهم التي يدفعها ليس فقط أضحية، وإنما يشترى بها طعام أو لباس أو فراش. يقول: هذه دراهم اشتروا بها ما يحتاجون إليه. قد يحتاجون إلى الطعام,قد يحتاجون إلى اللحم,قد يحتاجون إلى فرش,قد يحتاجون إلى ثياب. فأنت اجعلها صدقة، وقل: هذه ادفعوها لمصلحتهم.

Beliau menjawab :
Tidak mengapa, yaitu jika seseorang ingin meyembelih di tempat (negri,pent) nya dan bersedekah untuk orang – orang miskin, tidak mengapa itu merupakan perbuatan baik, dan hendaknya manusia dimotivasi dalam hal ini, karena akan mendapatkan dua faidah :
Faidah berkurban dan faidah persudaraan (diluar daerah,pent) nya. saya menginginkan tidak hanya memberi daging korban saja, akan tetapi juga uang dirham, dengan itu ia bisa membeli makanan, pakaian dan tempat tidur, hendaknya ia mengatakan (pada lembaga tesebut,pent) uang dirham ini belikanlah untuk keperluan yang mereka butuhkan, terkadang mereka membutuhkan makanan, daging, ranjang dan pakaian, maka kamu jadikan itu sebagai shadaqah, katakanlah : berikanlah ini untuk kemaslahatan mereka.
( Silslilah bab maftuh ,92,Ahkamul dzabaih- al Udhhiyah)

Fatwa Lajnah Dai’mah

هل يجزئ أن ندفع مبلغًا من المال لشراء أضحية وذبح ذلك في الخارج للفقراء والمساكين؟

Apakah dibolehkan membayar sejumlah uang , untuk membeli hewan kurban, dan meyembelih hewan kurban tersebut di luar daerah untuk orang -orang fakir dan miskin?

 

ج: لا حرج سواء يذبحها لأهل بيته أو في الخارج، لكن لأهل بيته أفضل، إذا ضحى في بيته وأكل منها ووسع على من حوله كان أفضل تأسيًا بالنبي صلى الله عليه وسلم، كونه يذبح الضحية في بيته ويأكل ويطعم، وإذا أحب أن يذبح ضحايا أخرى في محل فقراء في بلد أخرى فله أجر ذلك، هذا من الصدقات.

Tidak mengapa, baik menyembelih untuk anggota keluarga (tempat,pent) nya atau di luar daerahnya. akan tetapi lebih utama menyembelih untuk anggota keluarganya karena menyembelih dirumahnya, dan makan dari daging kurbanya, dan memberikan kepada orang- orang yang ada sekelilingnya, yang demikian lebih afdhal berdasarkan perbuatan nabi ﷺ, dimana beliau menyembelih hewan kurban dirumahnya dan beliau makan dan menyedekahkannya, dan apabila ada orang yang ingin menyembelih hewan kurban yang lain,ditempat orang – orang miskin di negara luar, maka ia mendapatkan pahala, dan perbuatan itu merupakan shadaqah. (Fatwa Lajnah Daimah,18/208) [www.alifta.net]

Kesimpulan

Lebih utama kurban di daerahnya sendiri, akan tetapi jika ada manfaat dan mashlahatnya dibolehkan kurban diluar daerah untuk kaum muslimin yang fakir dan miskin yang sangat membutuhkan, dan perbuatan tersebut termasuk shadaqah.

Allahu a’lam.

Dijawab oleh
Ustadz Abu Yusuf Dzulfadhli M,BA.