Makna Tauhid dan Macam-Macamnya

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

(04 – Serial Aqidah)

 

MAKNA TAUHID DAN MACAM-MACAMNYA

 

Setelah mengetahui tentang makna aqidah, sumber pengambilan aqidah, dan lain sebagainya. Maka ada perlunya kita mengetahui tentang “apa itu tauhid?” berikut dengan pembagiannya, sebelum nantinya kita perlu mengetahui pula tentang lawan dari tauhid berupa kesyirikan. Tentunya dengan mengetahui tauhid terlebih dahulu, akan mudah nantinya mengetahui segala macam bentuk kesyirikan.

Sebelum beranjak lebih jauh berbicara tentang tauhid, pertanyaan dasar yang mungkin terlintas. Apa bedanya tauhid dengan aqidah? Apakah sama antara tauhid dan aqidah?

Secara umum tidak ada bedanya antara tauhid dan aqidah keduanya dipakai dalam istilah aqidah islamiyah yang berarti keyakinan. Secara asal, tauhid dikhususkan hanya kepada Allah rabbul ‘alamin. Adapun aqidah dikhususkan untuk rukun iman dan perkara-perkara yang ghoib.

Sehingga dapat disimpulkan, segala macam tauhid termasuk perkara aqidah. Namun perkara aqidah belum tentu termasuk perkara tauhid. Karena terkadang perkara aqidah ada padanya bantahan terhadap kelompok-kelompok yang menyimpang. Sehingga makna aqidah lebih luas dari makna tauhid.

Tauhid secara bahasa berasal dari kata
وَحَّدَ – يُوَحِّدُ – تَوْحِيْدًا

yang artinya, menjadikan sesuatu menjadi satu (mengesakan).

Secara istilah meyakini keesaan Allah dengan beribadah hanya kepadaNya serta mengimani nama-nama dan sifat-sifat Allah.

Tauhid yang harus diyakini seorang muslim terbagi menjadi tiga. Yaitu,
1. Tauhid Rububiyyah
2. Tauhid Uluhiyyah
3. Tauhid Asma’ was Shifat

Ketiga tauhid ini bersumber dari penelitian terhadap dalil-dalil dari Al Qur’an. Di antara dalilnya Allah Ta’ala berfirman,

رَبُّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا فَاعْبُدْهُ وَاصْطَبِرْ لِعِبَادَتِهٖۗ هَلْ تَعْلَمُ لَهٗ سَمِيًّا

(Dialah) Rabb (yang menguasai) langit, bumi, dan segala yang ada di antara keduanya. Maka, sembahlah Dia dan berteguhhatilah dalam beribadah kepada-Nya. Apakah engkau mengetahui sesuatu yang sama dengan-Nya?” (QS. Maryam : 65)

 

Tauhid Rububiyyah ada pada ayat,

رَبُّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا

(Dialah) Rabb (yang menguasai) langit, bumi, dan segala yang ada di antara keduanya.”

 

Tauhid Uluhiyyah ada pada ayat,

فَاعْبُدْهُ وَاصْطَبِرْ لِعِبَادَتِهٖ

Maka, sembahlah Dia dan berteguhhatilah dalam beribadah kepada-Nya.

 

Tauhid Asma was Shifat ada pada ayat,

هَلْ تَعْلَمُ لَهٗ سَمِيًّا

Apakah engkau mengetahui sesuatu yang sama dengan-Nya?.”

 

Tauhid Asma was Shifat ada pada ayat ini karena, makna dari ayat di atas adalah, “Engkau tidak akan mengetahui atau mendapati yang semisal dan sama dengan Allah dalam nama-nama dan sifat-sifatnya.” (Lihat penjelasan ini di kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah – hal 19)

Sehingga inilah di antara dalil dari pembagian tauhid. dan pembagian tauhid ini bukan termasuk dari perkara bid’ah karena tidak ada penjelasan dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam. Karena banyak hal yang dibagi atau disusun oleh para ulama, namun hal itu tidak ada di zaman Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam.

Tentunya hal ini untuk memudahkan kaum muslimin dalam memahami aqidah mereka. Sama halnya seperti pembagian rukun-rukun sholat, syarat-syarat sahnya sholat. Apakah kita katakan ini bid’ah ? tentu tidak. Karena ini hanya sekedar washilah untuk ketaatan.

Di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam para sahabat berada pada lingkungan yang penuh dengan ilmu, sehingga mereka begitu faham dan mengerti apa yang disampaikan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tidak terlalu membutuhkan pembagian seperti demikian. Sebuah perkataan yang disandarkan kepada Ali bin Abi Tholib radiyallahu ‘anhu,

العِلْمُ نُقْطَةٌ كَثَّرَهَا الجَاهِلُوْنَ

Ilmu pada asalnya hanya satu titik, kemudian diperbanyak oleh orang-orang bodoh.” (Lihat Al Manhajiyah fi Qiro’ati Kutubi Ahlil ‘Ilmi – Hal 3)

Yakni, ilmu di zaman para sahabat dahulu sedikit. Ketika zaman semakin jauh dari zaman para sahabat, semakin banyaklah kebodohan dan semakin harus banyak permasalahan-permasalahan yang diungkap.

Demikianlah tauhid dan macam-macamnya yang harus diketahui oleh seorang muslim, dan pembagian ini bukan termasuk dari perkada bid’ah. Untuk perinciannya masing-masing akan datang ditulisan selanjutnya In syaa Allah.

 

Wabillahittaufiq.

Zia Abdurrofi

Depok, 4 Rabi’ul Awwal 1445/19 September 2023

——————————————

Sumber :

– Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah Karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin

– Aqidatut Tauhid Karya Asy Syaikh Shaalih bin Fauzan Al Fauzan

– Al Manhajiyah fi Qiro’ati Kutubi Ahlil ‘Ilmi Karya Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alu Syaikh