Kitab Qowaidul Mustla Fi Sifatillah Taala Wa Asmaihi Husna (Trilogi Kaidah Dalam Sifat Allah Dan Nama Allah Yang Sempurna
Bab 1: Kaidah – Kaidah Dalam Memahami Nama-Nama Allah
Kaidah 1: “Semua Nama Allah Adalah Baik Sempurna”
Semua Nama Allah Yang Disebutkan Dalam Al Qur’an Dan Hadist Adalah Nama Yang Sempurna, Yaitu Bahwa Semua Nama Allah Sempurna Dan Pasti Baik, Sehingga Mustahil Terdapat Kekurangan Dalam Kandungan Kata Dari Nama Tersebut Dari Sisi Manapun.
Oleh Karena Itu Tidak Semua Sifat Yang Allah Disifati Dengannya Bisa Serta Merta Dijadikan Nama Yang Mana Allah Dipanggil Dengan Nama Tersebut, Itu Dikarenakan Allah Harus Memiliki Nama Yang Sama Sekali Tidak Mengandung Makna Kekurangan Dari Sisi Manapun.
Allah Berfirman :
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Hanya Milik Allah Asmaa-Ul Husna, Maka Bermohonlah Kepada-Nya Dengan Menyebut Asmaa-Ul Husna Itu Dan Tinggalkanlah Orang-Orang Yang Menyimpang Dari Kebenaran Dalam (Menyebut) Nama-Nama-Nya. Nanti Mereka Akan Mendapat Balasan Terhadap Apa Yang Telah Mereka Kerjakan.” (Al-A’raf: 180)
Contohnya Nama “Al-Hayyu” Mengandung Makna “Yang Maha Hidup”, Mencakup Sifat “Hidup” Yang Sempurna, Hidup Yang “Azali” Yaitu Tidak Didahului Dengan Ketiadaan Dan “Abadi” Tidak Diakhiri Dengan Ketiadaan. Nama “Al-Hayyu” Juga Mengharuskan Beberapa Sifat Kesempurnaan Yang Harus Ada Pada Dzat Yang Hidup Yaitu 3 Sifat: Melihat, Mendengar, Dan Berbicara.
Diantara Contohnya Juga Nama Allah Adalah Al-Alim Yang Memiliki Makna” Yang Maha Mengetahui”, Nama Tersebut Tidak Memiliki Makna Yang Buruk Atau Kurang Sedikitpun Karena Melihat Adalah Kesempurnaan, Yang Mana Kebalikan Dari “Melihat” Adalah “Tidak Melihat” Atau “Buta” Yang Notabenenya Adalah Kekurangan.
Jika Apa Yang Dilihat Allah Adalah Keburukan Seperti Maksiat – Maksiat Hamba Yang Allah Lihat Maka Itu Tidak Berkaitan Dengan Dzat Dan Sifat Allah Karena Makhluk Terpisah Dari Dzat Allah Sehingga Yang Kurang Adalah Makhluk, Adapun Allah Tetap Sempurna.
Oleh Karena Itu Sifat Al-Kalam Yaitu Sifat Allah “Berbicara”, Allah Tidak Dinamai Dengan Sifat Tersebut Dengan Nama “Al-Mutakallim” (Yang Maha Berbicara), Hal Tersebut Dikarenakan Makna “Berbicara” Mencakup Berbicara Sesuatu Yang Baik Dan Juga Berbicara Dengan Suatu Yang Buruk Sehingga Terdapat Kemungkinan Keburukan Yang Menjadikan Nama Tersebut Tidak Baik Dari Sebagian Sisinya, Ketika Itu Perkataan Buruk Dan Itu Adalah Sifat Yang Melekat Pada Dzat Allah Maka Hal Tersebut Harus Disucikan Dari Dzat Allah Yang Maha Sempurna.
Allah Berfirman :
قَالَ عِلْمُهَا عِندَ رَبِّي فِي كِتَابٍ ۖ لَّا يَضِلُّ رَبِّي وَلَا يَنسَى
“Musa Menjawab: “Pengetahuan Tentang Itu Ada Di Sisi Tuhanku, Di Dalam Sebuah Kitab, Tuhan Kami Tidak Akan Salah Dan Tidak (Pula) Lupa” [Taha: 52]
Pada Ayat Tersebut Allah Meniadakan Kekurangan Pada Sifat Ilmu, Yaitu Peniadaan “Kesesatan” Atau “Salah” Dan “Lupa” Yang Mana 2 Hal Tersebut Adalah Kekurangan Yang Tersucikan Dari Dzat Allah.
Dari Nama “Al-Alim” Menunjukkan Bahwa Allah Mengetahui Semuanya Mau Itu Adalah Perbuatan Allah Dan Apa Yang Allah Buat, Ataupun Perbuatan Makhluk Dan Apa Yang Mereka Buat.
Allah Berfirman :
وَعِندَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ
“Dan Pada Sisi Allah-Lah Kunci-Kunci Semua Yang Ghaib; Tidak Ada Yang Mengetahuinya Kecuali Dia Sendiri, Dan Dia Mengetahui Apa Yang Di Daratan Dan Di Lautan, Dan Tiada Sehelai Daun Pun Yang Gugur Melainkan Dia Mengetahuinya (Pula), Dan Tidak Jatuh Sebutir Biji-Pun Dalam Kegelapan Bumi, Dan Tidak Sesuatu Yang Basah Atau Yang Kering, Melainkan Tertulis Dalam Kitab Yang Nyata (Lauh Mahfudz)” [Anam: 59]
Dari Ayat Tersebut Kita Mengetahui Bahwa Konsekuensi Dari Nama Allah “Al-Alim” Adalah Bahwa Allah Lah Satu-Satunya Dzat Yang Mengetahui Perkara – Perkara Ghaib Mutlak, Yang Mana Selain Allah Dari Kalangan Jin, Malaikat, Para Rasul Juga Tidak Mengetahui Hal-Hal Ghaib Mutlak.
Oleh Karena Itu, Jika Ada Orang Yang Mengaku Mengetahui Hal-Hal Ghaib Mutlak, Seperti Apa Yang Akan Terjadi Besok, Kapan Seseorang Meninggal, Kapan Terjadi Hari Kiamat, Dll, Maka Ia Telah Melakukan Kesyirikan Dalam Tauhid Ketuhanan Dan Sifat-Sifat Allah.
Allah Juga Berfirman :
وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ
“Dan Tidak Ada Suatu Binatang Melatapun Di Bumi Melainkan Allah-Lah Yang Memberi Rezekinya, Dan Dia Mengetahui Tempat Berdiam Binatang Itu Dan Tempat Penyimpanannya. Semuanya Tertulis Dalam Kitab Yang Nyata (Lauh Mahfuzh).” [Hud: 6]
Begitu Juga:
يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَيَعْلَمُ مَا تُسِرُّونَ وَمَا تُعْلِنُونَ ۚ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
“Dia Mengetahui Apa Yang Ada Di Langit Dan Di Bumi Dan Mengetahui Apa Yang Kamu Rahasiakan Dan Yang Kamu Nyatakan. Dan Allah Maha Mengetahui Segala Isi Hati.” [Taghabun: 4]
–
Begitu Juga Contoh Nama Allah Adalah Nama “Ar-Rahman” (Yang Maha Pengasih) Yang Mengandung Makna Sifat “Kasih Sayang” Terhadap Hambanya Yang Sangat Luas Dan Sempurna. Nama Ar-Rahman (Yang Maha Pengasih) Ini Memberikan Dampak Psikologis Dan Emosional Yang Sangat Kuat Di Hati Hamba-Hamba Allah, Yang Mana Ia Akan Menghasilkan Rasa Harapan Yang Sangat Kuat Di Hati Seorang Hamba Untuk Bisa Tetap Menjalani Kehidupan, Tetap Melakukan Ketaatan, Dan Tetap Menjauhi Kemaksiatan, Dengan Modal Rasa Harap Yang Disebabkan Oleh Keyakinan Terhadap Nama Allah Ar-Rahman.
Allah Berfirman :
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ ۚ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالَّذِينَ هُم بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ
“Dan Rahmatku Meliputi Segala Sesuatu. Maka Akan Aku Tetapkan Rahmat-Ku Untuk Orang-Orang Yang Bertakwa, Yang Menunaikan Zakat Dan Orang-Orang Yang Beriman Kepada Ayat-Ayat Kami”. [Araf: 156]
Ketika Kita Melihat Kasih Sayang Yang Pernah Terjadi Di Dunia Antara Makhluk Satu Sama Lain, Maka Kasih Sayang Allah Jauh Lebih Besar Dari Kasih Sayang Antar Makhluk. Rasulullah Pernah Bersabda Terkait Seorang Ibu Yang Mendapati Anaknya Berada Diantara Para Tawanan Perang, Maka Ibu Tersebut Memeluk Anaknya, Kemudian Rasulullah Bersabda :
اللهُ أرحمُ بعبادِه من المرأةِ بولدِها
“Allah Lebih Sayang Kepada Hambanya Daripada Ibu Ini Sayang Kepada Anaknya”.
Ketika Seseorang Sudah Dikaruniai Dengan Rahmat Allah Maka Tidak Ada Yang Perlu Ditakuti Lagi Dari Kehidupannya Di Dunia Dan Akhirat Karena Allah Yang Maha Kaya Lagi Maha Pengasih Pasti Akan Memberikan Rahmat Dan Nikmatnya Kepadanya.
Perlu Kita Ketahui Rahmat Atau Kasih Sayang Allah Terbagi Kepada 2 Macam:
1. Rahmat Aamah (Umum) , Yaitu Adalah Rahmat Allah Secara Kauniyah (Tidak Berkaitan Dengan Syariat) Yang Allah Berikan Kepada Semua Hamba Allah Mau Itu Beriman Atau Tidak Beriman. Rahmat Inilah Yang Mendasari Semua Nikmat Yang Allah Berikan Kepada Seseorang Walaupun Ia Tidak Beriman Bahkan Atheis, Rahmat Ini Berupa Kenikmatan Duniawi Yang Mana Dalam Nikmat Duniawi Itu Allah Berikan Juga Kepada Orang Yang Tidak Beriman Agar Kesamaran Dan Kenyamanan Terhadap Keyakinan Mereka Tetap Utuh Untuk Menopang Konsep Ujian Yang Allah Berikan Kepada Semua Hambanya.
2. Rahmat Khossoh (Khusus), Yaitu Adalah Rahmat Allah Secara Syari (Yang Berkaitan Dengan Syariat) Yang Allah Berikan Dengan Sebab Keimanan Seorang Hamba Dan Penegakannya Terhadap Syariat Allah, Maka Ia Akan Allah Berikan Nikmat Khusus Ini Yang Berupa Kenikmatan Keimanan, Hidayah, Keistiqomahan Dan Keamanan Dunia Dan Akhirat.
–
Allah Berfirman:
الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَّحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ
“(Malaikat-Malaikat) Yang Memikul ‘arsy Dan Malaikat Yang Berada Di Sekelilingnya Bertasbih Memuji Tuhannya Dan Mereka Beriman Kepada-Nya Serta Memintakan Ampun Bagi Orang-Orang Yang Beriman (Seraya Mengucapkan): “Ya Tuhan Kami, Rahmat Dan Ilmu Engkau Meliputi Segala Sesuatu, Maka Berilah Ampunan Kepada Orang-Orang Yang Bertaubat Dan Mengikuti Jalan Engkau Dan Peliharalah Mereka Dari Siksaan Neraka Yang Menyala-Nyala” [Ghafir: 7]
Nama Allah Sudah Sempurna Ketika Nama Itu Berdiri Sendiri, Seperti Al-‘alim, Al- Sami’, Al- Bashir, Dan Nama Allah Juga Sempurna Ketika Nama Tersebut Bersanding Disebutkan Dengan Nama Lain Seperti As-Sami’ Al- Bashir, Dll. Maka Ketika Disebutkan Sendiri Nama Allah Telah Sempurna Maknanya, Dan Ketika Disebutkan Dengan Nama Allah Lainnya Maka Nama Tersebut Semakin Sempurna Dengan Keterkaitannya Dengan Nama Yang Lain.
Allah Berfirman :
إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ الْقَصَصُ الْحَقُّ ۚ وَمَا مِنْ إِلَٰهٍ إِلَّا اللَّهُ ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Sesungguhnya Ini Adalah Kisah Yang Benar, Dan Tak Ada Tuhan (Yang Berhak Disembah) Selain Allah; Dan Sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana.” [Al Imran: 62]
Pada Ayat Diatas, Disebutkan “Al-‘aziz Al-Hakim” Yaitu Bahwa Dzat Yang Maha Perkasa Adalah Dzat Yang Maha Bijaksana Juga, Allah Menyandingkan Kedua Nama Tersebut Pada Ayat Tersebut Dikarenakan Kedua Memiliki Keterkaitan, Baik Keterkaitannya Satu Sama Lain, Atau Keterkaitannya Dengan Konteks Ayat Yang Disebutkan Sebelumnya. Dan Ketika Kita Teliti Maka Kita Akan Memahami Bahwa Keperkasaan Allah Bukanlah Keperkasaan Yang Zolim Atau Semena-Mena, Namun Keperkasaan Allah Dibarengi Dengan Kebijaksanaan Pada Setiap Keputusan Allah Dalam Menakdirkan Sesuatu, Sehingga Allah Mampu Menakdirkan Karena Allah Perkasa Dan Takdir Tersebut Tidak Akan Luput Dari Hikmah Allah Karena Allah Maha Bijaksana, Begitu Juga Ketika Allah Mengazab Dan Memasukkan Hambanya Ke Dalam Neraka Maka Allah Mampu Karena Allah Perkasa Dan Allah Adil Terhadap Keputusan Allah Untuk Memasukkan Hambanya Ke Neraka Karena Allah Bijaksana.
Kaidah 2: “Semua Nama Allah Menunjukkan Kepada Dzat Allah Yang Satu Dan Menunjukkan Kepada Sifat-Sifat Yang Banyak”
Semua Nama Allah Yang Disebutkan Dalam Alqur’an Dan Hadist Menunjukkan Kepada 2 Hal:
1. Menunjukkan Kepada Dzat Allah Yang Merupakan Dzat Yang Dinamai Dengan Nama Tersebut. Maka Dari Sisi Ini Semua Nama Allah Itu Semuanya Sama-Sama Menunjukkan Kepada Dzat Yang Satu Yaitu Dzat Allah.
2. Menunjukkan Kepada Sifat Yang Terkandung Dalam Nama Tersebut Sesuai Dengan Kata Dan Sighoh Bahasa Arab. Maka Dari Sisi Ini Semua Nama Allah Berbeda-Beda Dan Banyak Yang Masing-Masing Menunjukkan Kepada Sifat-Sifat Tertentu Sesuai Dengan Lafadz Nama Tersebut.
Contoh:
Nama “Al-Hakim”, “Al-Aziz”, “Al-Ghofur”, Tiga Nama Tersebut Menunjukkan Kepada Satu Dzat, Yaitu Hanya Dzat Allah, Maka Dari Sisi Ini Semua Nama Allah Sama. Dan Ketiga Nama Tersebut Masing-Masing Menunjukkan Makna Sifat Yang Berbeda-Beda Satu Sama Lain, “Al-Hakim” Menunjukkan Sifat Bijaksana, “Al-Aziz” Menunjukkan Sifat Perkasa, Dan “Al-Ghafur” Menunjukkan Sifat Pengampun, Maka Dari Sisi Ini Nama Allah Berbeda Satu Sama Lain.
Allah Berfirman :
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ ۚ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Dialah Allah Yang Tiada Tuhan Selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan, Maha Suci Allah Dari Apa Yang Mereka Persekutukan.” [Al Hashr: 23]
Semua Nama Yang Disebutkan Dalam Ayat Diatas Menunjukkan Kepada Satu Dzat Yaitu Allah Dan Menunjukkan Sifat-Sifat Allah Yang Terkandung Dalam Nama-Nama Tersebut Yang Berbeda Satu Sama Lain.
Kaidah Ini Sangat Penting Dan Sangat Fundamental Yang Harus Kita Pahami, Dikarenakan Hampir Semua Sekte Sesat Dalam Tauhid Nama Dan Sifat Allah Salah Dalam Memahami Nama-Nama Allah Dari Kedua Sisi Ini.
Diantara Sekte Sesat Tersebut Adalah “Jahmiyyah” Dan “Mu’tazilah” Yang Mana Mereka Adalah Orang-Orang Yang Meniadakan Sifat Allah, Sehingga Mereka Tidak Mau Mengakui Bahwa Semua Nama Yang Disebutkan Dalam Alqur’an Dan Hadist Mengandung Sifat-Sifat Yang Banyak Terhadap Dzat Allah Yang Esa.
Ketika Salah Dalam Memahami 2 Sisi Yang Telah Disebutkan Diatas, Maka Ia Akan Salah Dalam Memahami Sifat Allah, Hal Tersebut Dibangun Diatas Menetapkan Dikotomi Atau Perbedaan Antara Dzat Dan Sifat. Sifat Bukanlah Dzat, Dan Sifat Juga Tidak Akan Terpisah Dari Dzat, Sifat Tidak Bisa Berdiri Sendiri, Sedangkan Dzat Berdiri Sendiri, Namun Dzat Harus Memiliki Sifat Yang Melekat Pada Dzat Tersebut, Karena Tidak Ada Dzat Di Alam Nyata Kecuali Ia Harus Memiliki Sifat. Sehingga Kita Bisa Memahami Bahwa Jika Dzatnya Satu, Maka Bisa Saja Ia Memiliki Sifat Lebih Dari Satu, Sehingga Jika Sifat Dari Suatu Dzat Itu Banyak Maka Tidak Mengharuskan Dzat Tersebut Juga Banyak. Karena Sifat Bukanlah Dzat Dan Sifat Tidak Bisa Berdiri Sendiri Tanpa Dzat.
Dari Pemahaman Ini, Kita Bisa Meyakini Bahwa Allah Adalah Dzat Yang Satu Dan Memiliki Sifat Yang Banyak Dan Beragam, Hal Tersebut Tidak Menunjukkan Adanya Banyak Tuhan Karena Sifat Bukanlah Hal Yang Terpisah Dari Dzat.
Oleh Karena Itu, Orang Yang Memahami Bahwa Allah Boleh Tidak Memiliki Banyak Sifat Dikarenakan Mereka Mengira Bahwa Hal Tersebut Adalah Penyekutuan Atau Kesyirikan Terhadap Dzat Allah Yang Esa, Maka Pemahaman Tersebut Terbantahkan Dengan Dalil Wahyu Dan Dalil Akal, Yaitu:
1. Dalil Wahyu (Al Qur’an Dan Hadist) Menetapkan Banyak Sifat Untuk Dzat Allah Yang Esa, Allah Berfirman :
إِنَّ بَطْشَ رَبِّكَ لَشَدِيدٌ، إِنَّهُۥ هُوَ يُبْدِئُ وَيُعِيدُ، وَهُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلْوَدُودُ، ذُو ٱلْعَرْشِ ٱلْمَجِيدُ، فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ
“Sesungguhnya Azab Rabbmu Benar-Benar Keras. Sesungguhnya Dialah Yang Memulai Dan Yang Mengembalikan. Yang Maha Pengampun Dan Maha Mengasihi. Yang Mempunyai Arasy Lagi Maha Agung, Maha Kuasa Berbuat Apa Yang Dikehendakinya .”[Buruj: 12-16]
Ayat-Ayat Dkatas Menunjukkan Bahwa Allah Menetapkan Sifat Yang Banyak Pada Dzat Allah, Yang Mana Penetapan Pada Ayat Tersebut Adalah Penetapan Sifat, Ini Adalah Bantahan Terhadap Orang-Orang Yang Mengingkari Penetapan Nama-Nama Karena Alasan Sifat, Maka Allah Mendatangkan Ayat Dengan Penetapan Sifat Secara Langsung.
2. Dalil Akal, Bahwa Akal Logika Sehat Manusia Menentukan Secara Pasti Bahwa Satu Dzat Mungkin Dan Harus Memiliki Sifat Yang Lebih Dari Satu, Hal Tersebut Adalah Hal Yang Sudah Disepakati Semua Orang Yang Berakal Sehat Sehingga Dalil Penetapan Bahwa Satu Dzat Bisa Memiliki Lebih Dari Satu Sifat Adalah Qath’i (Pasti), Yaitu:
- Hal Tersebut Dapat Kita Pahami Bahwasanya Manusia Memahami Secara Induktif Dari Hal-Hal Empirik Bahwa Satu Dzat Memiliki Banyak Sifat, Contohnya Dzat Batu Yang Memiliki Sifat “Ada”, Sifat “Menempati Ruang”, Sifat “Fisik”, Dll, Maka Kita Dapat Memahami Dengan Qiyas Awlawy Bahwa Allah Yang Menciptakan Alam Semesta Tidak Mungkin Tidak Memiliki Sifat, Atau Hanya Memiliki Satu Sifat, Karena Hal Tersebut Akan Menetapkan Kekurangan Pada Dzat Allah, Bagaimana Mungkin Pencipta Memiliki Sifat Yang Lebih Sedikit Daripada Ciptaannya?
- Sifat Allah Banyak Dan Semua Sifat Allah Sempurna, Dikarenakan Tidak Mungkin Allah Dinamakan Dengan Kata Yang Tidak Mengandung Makna Sifat Terhadap Dzat Allah, Itu Adalah Kemustahilan. Karena Dapat Kita Lihat, Bahwa Manusia Memiliki Nama Dan Dinamai Dengan Tujuan Untuk Memiliki Sifat Dari Nama Tersebut, Contohnya “Budi” Dinamai Budi Adalah Karena Dia “Baik Budi Pekerti” Jika Ia Belum Memiliki Sifat “Baik Budi” Maka Nama Tersebut Adalah Harapan Dari Orang Yang Memberikan Nama Tersebut Agar Ia Memiliki Sifat Tersebut, Itu Dikarenakan Dia Adalah Makhluk Yang Kurang Dan Tidak Sempurna.
- Ketika Kita Memahami Bahwa Allah Maha Sempurna, Kita Memahami Dengan Qiyas Awlawy Bahwa Allah Lebih Sempurna Dari Hambanya, Dan Ketika Allah Memiliki Nama Maka Allah Pasti Memiliki Makna Sifat Yang Terkandung Dari Nama Tersebut. Jika Tidak, Maka Itu Menunjukkan 2 Kekurangan Fatal, Yaitu:
1. Kekurangan Pada Dzat Allah Ketika Tidak Memiliki Sifat Dari Nama Yang Baik, Ini Adalah Mustahil Bagi Dzat Allah.
2. Kekurangan Yang Berupa Kebohongan Dan Kelalaian, Yaitu Bahwa Nama-Nama Yang Allah Sebutkan Dalam Firmannya Adalah Kebohongan Atau Kelalaian Karena Allah Tidak Memiliki Sifat- Sifat Tersebut, Ini Juga Mustahil Bagi Dzat Allah.
Maka Terbuktilah Secara Wahyu Dan Akal Sehat Bahwa Allah Adalah Dzat Yang Esa, Yang Memiliki Banyak Nama Baik Dan Memiliki Banyak Sifat Sempurna Dari Nama-Nama Tersebut.