Risalah Untuk Sang Bidadari

Risalah Untuk Sang Bidadari

Wahai saudariku, engkau adalah perhiasan dunia laksana permaisuri yang bersemai di istana raja, yang di hiasi dengan keindahan suasana syahdunya, dan engkau  bagaikan mutiara yang tertutup rapi yang belum pernah di sentuh walau sehelai benang sekalipun, dan engkaulah yang membuat dunia ini bercahaya, dan besinar terang karena ke shalihan yang terpancar dari jiwamu atas izin Rabb yang Maha Perkasa.

Pernahkah engkau mendengar risalah yang indah, dan kalau sekiranya untaian ini diperdengarkan kepada sang peminang-peminang bidadari surga Allah, niscaya akan berguncanglah jiwa mereka karena rindu ingin menggapainya, laksana busur yang lepas hingga menancap di dada-dada mereka. Nabi shalallahu’alhi wasallam besabda dengan lisannya yang mulia:

الدنيا متاع وخير متاع المرأة الصالحة) رواه مسلم)

“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang shalihah.” (HR.Muslim)

Wahai saudariku, maka ketahuilah! keshalihan akan memancar di setiap hati yang lembut selembut kapas dan seindah salju yang turun dari langit ,dan kesalihan itu akan tersirat di setiap desahan nafasmu, disetiap gerak lidahmu yang basah melafadzkan kalimat yang menentramkan jiwa, dan keshalihan itu akan memancar disetiap lemah gemulai bahasa tubuhmu yang indah karena ketakwaan yang ada pada dirimu, maka rawatlah ia sebagaimana engkau merawat bunga mawar yang indah merekah ketika di pandang .

Wahai saudariku, apakah yang hendak engkau cari! Perjalanan dunia sangatlah singkat, sementara perjalanan akhirat sangatlah panjang. Apakah engkau akan mencari kemuliaan selain islam? ataukah engkau mencari sesuatu yang fana laksana fatamorgana ? tidak wahai saudariku! kalau sekiranya dunia ini kekal niscaya kita akan mengejarnya sampai tetes darah penghabisan, akan tetapi wahai jiwa yang mengaku menjadi perhiasan dunia!maka ketahuilah dunia ini tidaklah kekal, kita akan meninggalkannya dan kita akan musnah ditelan masa.

Bukankah kita pernah mendengar Allah subhanallahu wa ta’ala berkata tentang hakikat dunia :

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ [٥٧:٢٠]

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Qs.Al-hadid:20)

Dan Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bersabda dengan kalimat yang singkat akan tetapi maknanya luas bagikan langit dan bumi .

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا لِي وَلِلدُّنْيَا ؟ مَا أَنَا في الدُّنْيَا إِلاَّ كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا

Ada apa antara aku dengan dunia ini? Tidaklah aku berada di dunia ini kecuali bagaikan seorang pengendara/penempuh perjalanan yang berteduh di bawah sebuah pohon. Kemudian dia beristirahat sejenak di sana lalu meninggalkannya. (HR. Tirmidzi, dia berkata hadits hasan sahih)

Wahai saudariku, pernahkah engkau mendengar kisah para istri –istri yang durhaka dan berkhianat kepada sang Al-Khaliq  , karena mereka mendustakan utusan-utusa-Nya. Tatkala mereka mengumandangkan seruan yang memancarkan rahmat keseluruh alam.Siapakah mereka?Allah Azza wa jalla berkata :

“Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): “Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)”. (Qs.At-tahrim:10)

Maka jadilah engkau seperti istri-istri yang di ridhai oleh Allah, yang menjaga kehormatan jiwa dan taat kepada rabbul ‘alamin karena keimanan yang tertanam di dalam dada mereka .

Allah Azza wa jalla berkata :

“Dan Allah membuat isteri Fir’aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: “Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim.“(Qs.At-tahrim:11)

“Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-Kitab-Nya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat.” (Qs.At-tahrim:12)

Wahai jiwa yang menginginkan ke shalihan, lihatlah! perjalanan Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama Ummahatul mukminin (istri-istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam), dan diantara salah satu tauladan yang baik dari istri-istri Rasulullah yang pertama adalah Khadijah binti Khuwailid radhiallahu ‘anha,begitu dahsyatnya kecintaan beliu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka tatkala datang kegundahan yang mencekam yang menimpa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam disitulah tersemai cinta yang abadi karena Allah azza wa jalla ,apakah yang ia katakan?

Tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kembali dengan wahyu yang sudah terhujam di dadanya. Beliau menemui Khadijah binti Khuwailid radhiallahu ‘anha. dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Selimuti aku, selimuti aku.” Keluarganya menyelimuti beliau hingga hilang ketakutan beliau. Beliau menceritakan kisahnya di gua Hiraa kepada Khadijah radhiallahu ‘anha, “Aku khawatir terhadap apa yang menimpa diriku.” Khadijah berkata: “Tidak apa-apa. Demi Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakanmu selamanya. Sesungguhnya engkau selalu menyambung silaturahim, menolong banyak orang, memberi makan orang miskin, menghormati tamu, membantu orang-orang yang benar.”…(HR.Bukhari)

Subhanallah, lihatlah! sungguh indah perkataan yang terlontar dari lisan khadijah radhiallahu ‘anha kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,dan betapa indahnya kalau sekiranya semua wanita muslimah yang ada di bumi ini menjadikan wanita-wanita shalihah yang terdahulu menjadi suri tauladan yang baik karena mereka menyambut seruan Robbul’alamin niscaya mereka akan mendapatkan kemuliaan dunia dan akhirat.

Wahai saudariku! jikalau sekiranya sudah sampai tahapan seperti ini (wanita shalihah), maka jangan biarkan desahan setiap nafasmu membuat lalai dari mengingt-Nya karena Dialah kekasih kita yang hakiki dan tidaklah yang sangat kita harapakan melainkan Ridha-Nya Ampunan-Nya, Rahmat-Nya dan Surga-Nya. Wallahu’alam bishowab.

Al-Faqir ilallah : Abu Yusuf Fadhli al Maidani

Abu Yusuf Dzulfadhli Munawar, Lc

Alumnus Al Madinah International University, Mediu
Dewan Pembina Website www.sesuaisunnah.com